Dunia

Militer Israel gunakan AI untuk kumpulkan daftar target serangan di Gaza

Sebanyak 37.000 warga Palestina dan rumah terdaftar di program Lavender sebagai target potensial serangan tentara Israel, menurut sumber intelijen

Ayşe İrem Tiryaki, Irmak Akcan  | 04.04.2024 - Update : 29.04.2024
Militer Israel gunakan AI untuk kumpulkan daftar target serangan di Gaza

ISTANBUL

Militer Israel menggunakan program yang mengandalkan kecerdasan buatan untuk menjadikan ribuan warga Palestina sebagai target potensial serangan di Jalur Gaza, menurut temuan sebuah penyelidikan terbaru.

Sistem AI, yang disebut Lavender, dirancang untuk menandai semua tersangka anggota sayap bersenjata kelompok Palestina; Hamas dan Jihad Islam, sebagai target pemboman.

Sebanyak 37.000 pria Palestina dan rumah mereka terdaftar oleh Lavender sebagai target potensial serangan, menurut enam petugas intelijen Israel, yang telah terlibat dalam program penggunaan AI untuk menghasilkan target pembunuhan.

Lavender dikembangkan oleh divisi intelijen elit tentara Israel, Unit 8200.

“Ada sejumlah (pemboman) yang tidak masuk akal dalam operasi ini,” kata B., seorang perwira intelijen senior, mengatakan kepada majalah Israel-Palestina +972 Magazine dan media berbahasa Ibrani Local Call.

“Ini tidak ada bandingannya, dalam ingatan saya. Dan saya lebih percaya pada mekanisme statistik dibandingkan seorang tentara yang kehilangan temannya dua hari lalu,” kata sumber yang nama panjangnya disembunyikan itu.

“Mesin melakukannya dengan dingin. Dan itu membuatnya lebih mudah.”

Menurut sumber intelijen, daftar pembunuhan Lavender telah mendapat persetujuan luas dari militer Israel, tanpa perlu memeriksa data mentah secara menyeluruh.

Sebuah sumber mengatakan bahwa perwira militer hanya akan memberikan waktu “20 detik” pada setiap sasaran sebelum mengizinkan serangan udara, meskipun sistem AI membuat “kesalahan” pada sekitar 10 persen kasus.

Hasilnya, lebih dari 33.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak atau orang-orang yang tidak terlibat dalam pertempuran, musnah dalam serangan gencar Israel.

Menurut dua sumber, pada minggu-minggu awal perang Israel di Gaza, pasukan Israel diizinkan membunuh 15-20 warga sipil selama serangan udara terhadap sasaran-sasaran tingkat rendah.

Serangan terhadap sasaran tersebut dilakukan dengan menggunakan amunisi terarah yang dikenal sebagai “bom bodoh”, yang dapat menghancurkan seluruh bangunan dan menimbulkan banyak korban jiwa.

“Anda tentu tidak ingin menyia-nyiakan bom yang mahal untuk orang-orang yang tidak penting – bom ini sangat mahal bagi negara dan terdapat kekurangan (bom-bom tersebut),” kata C., seorang perwira intelijen lainnya.

Sumber lain mengatakan bahwa mereka secara pribadi telah mengizinkan pemboman “ratusan” rumah tersangka agen junior yang ditandai oleh Lavender.

Menurut sumber tersebut, jika sasarannya adalah pejabat senior Hamas dengan pangkat komandan batalion atau brigade, maka tentara Israel dalam beberapa kesempatan mengizinkan pembunuhan lebih dari 100 warga sipil untuk menewaskan seorang komandan Hamas.

“Karena kami biasanya melakukan serangan dengan ‘bom bodoh’, dan itu berarti menghancurkan seluruh rumah, termasuk penghuninya,” menurut kesaksian C., petugas intelijen.

“Tetapi bahkan jika sebuah serangan dapat dicegah, Anda segera beralih ke target berikutnya. Karena sistem, target tidak pernah berakhir. Anda memiliki 36.000 lagi yang menunggu,” ujar dia.

Tentara Israel menolak laporan tersebut, dan mengklaim bahwa “setiap target diperiksa secara individual, sementara penilaian individual dilakukan berdasarkan kepentingan militer dan kerusakan tambahan yang diperkirakan terjadi akibat serangan tersebut.”

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Setidaknya 33.037 warga Palestina terbunuh dan hampir 75.700 orang terluka akibat serangan Israel.

Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-181, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di Gaza rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang pekan lalu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza. Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın