Türkİye, Politik, Dunia, Operasi Mata Air Perdamaian

Jerman, Prancis tangguhkan ekspor senjata ke Turki

Keputusan muncul di tengah operasi anti-teror Turki di timur Sungai Eufrat, Suriah utara

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 13.10.2019 - Update : 14.10.2019
Jerman, Prancis tangguhkan ekspor senjata ke Turki Pasukan Nasional Suriah (SNA) menyerang target mereka di Ras al-ayn untuk membersihkan kota itu dari kelompok teror YPG/PKK, sebagaimana tujuan dari Operasi Mata Air Perdamaian untuk memberantas teroris YPG/PKK dan Daesh dari wilayah timur Sungai Eufrat, Suriah, pada 12 Oktober 2019. Pasukan Turki bersama dengan Pasukan Nasional Suriah (SNA) melancarkan Operasi Mata Air Perdamaian untuk memberantas teroris Daesh dan YPG/PKK di sebelah timur Sungai Eurat, utara Suriah. (Huseyin Nasir-Anadolu Agency)

Ankara

Erbil Basay, Cuneyt Karadag, Yusuf Ozcan

BERLIN/PARIS

Jerman dan Prancis pada Sabtu mengumumkan bahwa mereka menangguhkan ekspor senjata ke Turki.

"Terhadap latar belakang serangan militer Turki di Suriah timur laut, Pemerintah Federal tidak akan memberikan izin baru untuk peralatan militer apa pun yang dapat digunakan di Suriah oleh Turki," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada surat kabar lokal Bild am Sonntag.

Secara terpisah, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly juga mengatakan bahwa pemerintahnya memutuskan untuk menghentikan ekspor senjata ke Turki di tengah operasi yang sedang berlangsung di Suriah.

"Sementara menunggu penghentian operasi militer Turki di timur laut Suriah, Prancis memutuskan untuk menunda rencana mengekspor peralatan perang ke Turki yang mungkin digunakan dalam operasi itu," kata Parly melalui Twitter.

Turki meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian pada Rabu untuk mengamankan perbatasannya dengan menghilangkan unsur-unsur teroris guna memastikan kembalinya pengungsi Suriah dengan aman dan integritas wilayah Suriah.

Menurut Turki, kelompok teroris PKK dan cabangnya YPG/PYD merupakan ancaman terbesar bagi masa depan Suriah, yang membahayakan integritas teritorial dan struktur kesatuan negara.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.