Dunia

Asap kebakaran hutan Australia capai Amerika Selatan

Api sudah melepaskan sekitar 400 megaton karbon dioksida ke atmosfer, kata otoritas meteorologi PBB

Rhany Chaırunıssa Rufınaldo  | 09.01.2020 - Update : 10.01.2020
Asap kebakaran hutan Australia capai Amerika Selatan Ilustrasi. ( Orhan Çiçek - Anadolu Agency )

Ankara

Burak Bir

ANKARA 

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan asap akibat kebakaran hutan di Australia, yang menyebabkan kualitas udara berbahaya, telah mencapai negara-negara Amerika Selatan.

"Kebakaran telah menyebabkan kualitas udara berbahaya di kota-kota besar di seluruh Australia, berdampak pada Selandia Baru dan mengirim asap ribuan kilometer melintasi Pasifik ke Amerika Selatan," kata badan PBB yang menangani masalah cuaca, iklim dan air dalam sebuah laporan, Selasa.

Berdasarkan data dari layanan meteorologi dan hidrologi nasional kedua negara, asap berbahaya itu mencapai Argentina dan Chili pada 6 Januari.

"Kebakaran telah melepaskan sekitar 400 megaton karbon dioksida ke atmosfer," kata WMO, mengutip Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa.

WMO menambahkan bahwa kebakaran hutan juga memancarkan gas beracun seperti karbon monoksida, nitrogen oksida dan senyawa organik non-metana ke atmosfer.

Kebakaran hutan di Australia yang berlangsung sejak Agustus dan terus mengamuk selama musim panas di belahan bumi selatan itu memperburuk situasi.

Meskipun kebakaran hutan biasa terjadi di Australia, tahun ini api mulai muncul di selatan, bukan di utara seperti biasanya, dan sejauh ini telah memusnahkan lebih dari 20 juta hektar.

Negara itu saat ini menghadapi salah satu musim kebakaran terburuk dalam sejarahnya, yang menghancurkan ratusan rumah, puluhan fasilitas dan lebih dari 2.000 bangunan tambahan.

"Bencana dahsyat dan kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Australia telah menewaskan lebih dari 22 orang, menghancurkan ratusan rumah dan membakar ratusan ribu hektar tanah, menyebabkan kerusakan besar pada satwa liar, ekosistem dan lingkungan," ungkap laporan tersebut.

WMO mengatakan bagian selatan dan timur Australia berada dalam kondisi kebakaran dahsyat atau sangat berbahaya karena kombinasi suhu di atas 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit) pada minggu pertama 2020.

"Secara nasional, curah hujan November jauh di bawah rata-rata, yang paling kering dari 120 kali November sejak 1900," tambahnya.

Mengutip data organisasi meteorologi nasional Australia, WMO mengatakan suhu diperkirakan akan naik lagi pada 10 Januari setelah mengalami jeda singkat.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.