Nasional

Indonesia turunkan level bahaya gunung Anak Krakatau

Pemerintah menurunkan status Gunung Api Anak Krakatau dari sebelumnya Level III atau siaga menjadi Level II atau waspada

Erric Permana  | 25.03.2019 - Update : 26.03.2019
Indonesia turunkan level bahaya gunung Anak Krakatau Ilustrasi: Gunung Anak Krakatau saat menyemburkan debu vulkanik. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Erric Permana

JAKARTA

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB), Badan Geologi Kementerian energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Api Anak Krakatau dari sebelumnya Level III atau siaga menjadi Level II atau waspada.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan penurunan status tersebut terhitung sejak Senin 25 Maret 2019 pukul 12.00 WIB.

Menurut dia, aktivitas Gunung Anak Krakatau cenderung menurun meski berfluktuasi kecil.

Potensi erupsi kata dia masih ada namun lebih kecil dibandingkan erupsi yang terjadi pada Desember tahun lalu yang menyebabkan bencana tsunami.

"Material hasil erupsi yang membahayakan hanya tersebar pada radius 2 kilometer (km) dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau," ujar Rudy di Kementerian ESDM pada Senin.

Dia merekomendasikan masyarakat atau wisawatan untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.

"Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat," tambah Rudy.

Secara visual kata dia, Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan letusan asap putih uap air degan tinggi kolom asap mencapai 1000 meter di atas pencak pasca periode erupsi intensif sejak Juni 2019-Januari 2019.

"Pengamatan energi tremor cenderung menurun walaupun berfluktuatif serta tidak memperlihatkan indikasi deformasi yang signifikan pada tubuh gunungapi," jelas dia.

Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunungapi aktif yang berada di Selat Sunda, muncul di antara Pulau Panjang, Pulau Sertung dan Pukau Rakata (Komplek Vulkanik Gunung Krakatau).

Gunung api Anak Krakatau sejak pemunculannya tanggal 11 Juni 1927 hingga 2019, telah mengalami erupsi lebih dari 120 kali dengan waktu istirahat berkisar antara 1 - 6 tahun.

Erupsi selama lima tahun terakhir adalah letusan abu dan aliran lava. Pada Juni- Desember 2018 erupsi menerus terjadi beberapa kali dengan intensitas energi tremor erupsi terkuatnya terjadi pada bulan September.

Pada 22 Desember 2018 aktivitas meningkat kembali, dengan terekamnya tremor vulkanik menerus yang berasosiasi dengan letusan menerus, serta letusan surtseyan pada 28 Desember 2018. Sehingga pada tanggal 27 Desember 2018, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın