Nasional

BNPB sebut Lombok, Sumbawa rawan gempa bumi

Penataan ruang dan kualitas bangunan pada daerah rawan gempa menjadi berperan penting, ujar BNPB

Hayati Nupus  | 30.07.2018 - Update : 30.07.2018
BNPB sebut Lombok, Sumbawa rawan gempa bumi Peta Pulau Lombok. (Google Maps - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA

Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengatakan Lombok dan Sumbawa sudah sejak lama menjadi wilayah yang rawan gempa bumi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan di bagian utara, kedua wilayah tersebut berada di sesar Flores yang memanjang dari Laut Arafuru hingga ke Selat Lombok.

“Kedua wilayah juga berada di jalur subduksi, yaitu pertemuan dua lempeng Hindia Australia dan Eurasia di sebelah selatan yang bergerak rata-rata 7 cm per tahun,” ujar Sutopo, Senin, di Jakarta.

Selain itu, kata Sutopo, terdapat sesar-sesar di daratan yang dapat menggerakkan kedua wilayah tersebut kapan saja.

BNPB mencatat sejumlah kejadian gempa besar di Lombok dan Sumbawa yang berasal dari sesar Flores. Di Lombok, di antaranya, gempa 6,1 skala richter 30 Mei 1979, gempa 6,2 SR 20 Oktober 1979, dan gempa 6,3 SR pada 17 Desember 1979.

Di Sumbawa, gempa besar di antaranya terjadi berkekuatan 6,3 skala richter pada 1 Desember 2006, gempa 6,5 skala richter 25 November 2007 dan gempa 6,6 skala richter pada 8 November 2009.

Selain Lombok dan Flores, kata Sutopo, wilayah Indonesia memang rawan gempa bumi, bersumber dari jalur subduksi maupun sesar yang terdapat di daratan.

Apalagi, kata Sutopo, beberapa waktu lalu pemerintah menemukan 214 sumber gempa baru di Indonesia, sehingga kini terdapat 295 sesar aktif di Indonesia.

Sesar-sesar itu tersebar di Jawa sebanyak 37 sesar, Sulawesi 48 sesar, Papua 79 sesar, Nusa Tenggara sekaligus Laut Banda 49 sesar.

Oleh karena itu, ungkap Sutopo, penataan ruang pada daerah rawan gempa menjadi berperan penting.

“Sebab bukan gempa yang mengakibatkan korban jiwa, tapi kualitas bangunan,” kata Sutopo.

Gempa bumi mengguncang Bali, Lombok, hingga Sumbawa pada Minggu pukul 05.47 WIB.

Akibatnya, 16 orang tewas, 355 orang terluka dan 5.141 orang mengungsi.

Peristiwa itu juga merusak 1.454 rumah, 7 unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas kesehatan, 22 unit fasilitas peribadatan, 37 unit kios dan satu unit jembatan.

“Fasilitas publik tidak terlalu parah, tapi rumah banyak yang rusak parah karena umumnya rumah di sana belum dibangun sesuai standar konstruksi tahan gempa,” ujar Sutopo.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın