
Regional
Shenny Fierdha
JAKARTA
Indonesia dan Mesir memperingati 70 tahun hubungan bilateral kedua negara dalam Peringatan Dirgahayu ke-65 Revolusi Besar Republik Arab Mesir, Kamis (20/7).
Hubungan diplomatik keduanya resmi dimulai dengan ditandatanganinya Treaty of Friendship pada 10 Juni 1947 silam di Kairo, Mesir.
“Indonesia dan Mesir menikmati hubungan hangat dan bersaudara. Kami senang menyaksikan bahwa tahun ini merupakan peringatan ke-70 dari hubungan diplomatik kedua negara," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menyampaikan sambutannya di kediaman Duta Besar Mesir.
Ia mengatakan, selepas kunjungan Presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi, pada 4-5 September 2015 lalu, kedua negara berencana meningkatkan hubungan bilateral di bidang keagamaan, perdagangan dan industri, investasi, pendidikan, serta pariwisata.
"Indonesia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah Mesir sehingga tahun ini mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar [Kairo] dapat menempati Asrama Indonesia di kompleks Al Azhar," kata Lukman dalam keterangan resminya.
Berdasarkan data Kemenag, ada sekitar 3.500 mahasiswa Indonesia yang kini menempuh studi di Mesir.
Di samping itu, isu politik internasional pun turut disinggung. Menurutnya, Indonesia dan Mesir sama-sama memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dan negara-negara Islam.
"Indonesia dan Mesir juga senantiasa berjuang keras untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah yang adil, kukuh dan menyeluruh."
Acara pada Kamis malam turut dihadiri sejumlah tamu kehormatan termasuk Duta Besar Republik Arab Mesir untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Ahmed Amr Ahmed Moawad, dan undangan dari sejumlah kedutaan besar negara lainnya.