Ekonomi

Pertamina kekurangan pasokan minyak sawit untuk B20

Keberhasilan Pertamina mendukung program B20 sangat bergantung suplai minyak sawit dari para produsen

İqbal Musyaffa  | 21.09.2018 - Update : 22.09.2018
Pertamina kekurangan pasokan minyak sawit untuk B20 Ilustrasi - Aktivitas eksplorasi di hulu oleh Pertamina. (Foto Dokumentasi Pertamina - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

PT Pertamina (Persero) masih kekurangan pasokan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) minyak sawit dari produsen untuk dicampur ke BBM jenis solar untuk B20 yang akan disalurkan ke masyarakat.

Padahal, perusahaan migas negara tersebut mengaku siap mengolah B20 di 112 terminal BBM.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati melalui keterangan resmi mengatakan dari 112 terminal BBM tersebut baru 69 terminal BBM yang sudah menerima penyaluran FAME.

Sebagian besar daerah yang belum tersalurkan FAME berada di kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi.

“Seluruh instalasi Pertamina sudah siap blending B20. Namun penyaluran B20 tergantung pada suplai FAME yang hingga saat ini suplainya belum maksimal,” kata Nicke.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid menjelaskan keberhasilan Pertamina untuk mendukung program pemerintah tersebut memang sangat bergantung keberlanjutan suplai FAME dari para produsen.

Dia menyontohkan terminal BBM Plumpang di Jakarta sepanjang 15-20 September 2018 tidak bisa optimal memproduksi B20 karena kekurangan pasokan dari produsen FAME.

“Begitu FAME datang bisa langsung kami di-blending dan jual,” tegas Mas’ud.

Mas'ud menyebutkan total kebutuhan FAME Pertamina untuk dicampurkan ke solar subsidi dan non subsidi sekitar 5,8 juta kiloliter per tahun. Jika pasokan FAME tidak tersedia, kata dia, Pertamina tetap akan melanjutkan produksi BBM demi memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat.

“Total konsumsi solar subsidi dan nonsubsidi sebanyak 29 juta kiloliter per tahun,” jelas dia.

Terkait adanya denda sebesar Rp6.000 per liter bagi badan usaha BBM yang tidak melakukan pencampuran FAME, Mas'ud menyatakan pihaknya akan berdiskusi dengan pemerintah terkait hal ini.

"Denda ini kami dukung supaya disiplin. Tapi kondisi di lapangan suplai FAME-nya tidak ada dan kami juga tidak bisa mengolah dan menyalurkan B20. Jadi ini harus didiskusikan lagi dengan pemerintah,” ujar dia.

Mas'ud menegaskan perseroan pada dasarnya sangat berkomitmen untuk terus mendukung seluruh kebijakan pemerintah.

Pertamina berharap perluasan penggunaan B20 pada produk BBM Diesel ini dapat mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan bagi kendaraan pribadi, sekaligus dapat mengurangi impor BBM sehingga akan berdampak pada perbaikan neraca perdagangan dan penggunaan devisa negara.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.