Ekonomi

Pertamina ambil alih Blok Mahakam dari Total Januari 2018

Penurunan produksi minyak dan gas yang terjadi di Blok Mahakam menurut Bambang sekitar 51 persen per tahun.

İqbal Musyaffa  | 09.11.2017 - Update : 10.11.2017
Pertamina ambil alih Blok Mahakam dari Total Januari 2018 Ilustrasi. (Dok.Pertamina)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Pertamina mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam dari Total E&P Indonesia pada 1 Januari 2018, kata petinggi perusahaan BUMN itu.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso pada Kamis mengatakan perusahaan sudah mengebor 11 sumur di wilayah Tunu dan Handil dari rencana 17 sumur hingga tahun depan.

“Kita telah menginvestasikan dana sebesar USD160 juta untuk proses pengeboran,” jelas Bambang.

Untuk tetap menjaga produksi melalui pengeboran sumur baru dan revitalisasi sumur tua yang ada, pada tahun depan Bambang mengatakan Pertamina akan menginvestasikan USD700 juta.

Pengeboran tersebut menurut Bambang dilakukan untuk menjaga tingkat produksi di Blok Mahakam. Produksi minyak dari Blok Mahakam per September dijelaskan Bambang sebesar 50.462 barel per hari (BOPD) dan gas sebanyak 1.223 juta kaki kubik (MMSCFD).

Sementara perkiraan produksi yang disampaikan kepada SKK Migas untuk tahun depan sebanyak 48 ribu barel per hari (MBOPD) sementara gas sebanyak 1.100 juta kaki kubik (MMSCFD).

Penurunan produksi minyak dan gas yang terjadi di Blok Mahakam menurut Bambang sekitar 51 persen per tahun. Oleh karena itu, Pertamina saat ini berusaha menjaga agar tingkat penurunan produksi berada di kisaran 30 persen saja.

“Saat ini kita sudah meningkatkan efisiensi pengeboran sumur sekitar 25 persen lebih cepat dengan hanya 4,3 hari per sumur,” jelas dia.

Percepatan proses pengeboran tersebut menurut Bambang juga telah menghemat biaya pengeboran per sumur sekitar 23 persen dari USD8 juta per sumur menjadi sekitar USD6 juta per sumur.

Guna menjaga produksi, Bambang mengatakan pihaknya akan mengebor sekitar 49 sumur baru sehingga bila ditambah dengan 11 sumur yang sudah dibor saat ini, akan terdapat 60 sumur yang berpotensi menghasilkan minyak dan gas dari Blok Mahakam.

Bambang juga mengatakan pihaknya telah menyelesaikan 5 rencana pengembangan lapangan (Plan of Further Development) tahun 2017 untuk mendukung kegiatan pemboran pada tahun 2018 serta melaksanakan optimalisasi pengadaan rig dan material untuk menunjang kegiatan pemboran.

Pengelolaan blok Mahakam nantinya menurut Bambang akan dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang merupakan anak usaha dari PHI.

Bambang menekankan tidak perlu ada keraguan terkait kompetensi Pertamina mengelola Blok Mahakam karena telah memiliki pengalaman dalam mengelola blok migas paska terminasi seperti pengelolaan hak operatorship untuk lapangan Offshore North West Java (ONWJ) pada tahun 2009.

Setelah lima tahun berjalan, Bambang mengungkapkan blok di Pantai Utara Jawa Barat tersebut mencatatkan tren peningkatan produksi hingga 12 persen dari 23,1 MBOPD pada tahun 2009 menjadi 40,3 MBOPD.

Demikian juga dengan pengelolaan blok West Madura Offshore (WMO) yang diambil alih Pertamina dari Kodeco pada 2011. Dalam kurun waktu empat tahun, “Pertamina mampu meningkatkan produksi sebesar 14 persen, yakni dari 13,7 MBOPD di tahun 2011 menjadi 20,3 MBOPD,” jelas dia.

Bambang menambahkan, selain mengelola Blok Mahakam, Pertamina melalui PHI juga siap untuk mengelola beberapa blok terminasi lainnya, seperti Sanga-sanga & Attaka, serta Intergrasi Tengah-K.

“Upaya tersebut sebagai langkah strategis Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional yang mengemban tugas dalam menjaga ketahanan energi nasional,” pungkas Bambang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.