Serikat jurnalis Palestina minta perlindungan internasional usai laporkan 57 pelanggaran Israel
Serikat Jurnalis Palestina mengatakan rangkaian pelanggaran Israel mencerminkan “eskalasi sistematis yang berkelanjutan” yang bertujuan menghalangi awak media menjalankan tugas profesional mereka
ISTANBUL
Pasukan Israel dan pemukim Israel ilegal dilaporkan melakukan 57 pelanggaran dan serangan terhadap jurnalis di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza sepanjang November, menurut Palestinian Journalists Syndicate (PJS), pada Sabtu (7/12).
Dalam pernyataannya, PJS mengatakan rangkaian pelanggaran itu mencerminkan “eskalasi sistematis yang berkelanjutan” yang bertujuan menghalangi awak media menjalankan tugas profesional mereka.
Laporan bulanan Komite Kebebasan Pers PJS menyebut pelanggaran tersebut memperlihatkan “pola berbahaya yang secara langsung menargetkan kerja jurnalistik” dan membahayakan keselamatan jurnalis.
Menurut laporan itu, dua jurnalis di Tulkarem dan Gaza mengalami luka akibat tembakan peluru tajam dan peluru plastik saat meliput di lapangan.
PJS juga menyatakan pemukim Israel ilegal berperan besar dalam sejumlah serangan berat di berbagai wilayah Tepi Barat.
Pemukim Israel melakukan 22 serangan terhadap jurnalis, termasuk menghalangi peliputan, mengejar jurnalis, memukul dengan tongkat, melempar batu, serta mengacungkan senjata.
Selain itu, laporan PJS mendokumentasikan 16 kasus penahanan dan penghalangan kerja jurnalistik, enam kasus kekerasan fisik langsung, empat kasus penyitaan peralatan dan penghapusan paksa materi liputan, serta dua kasus ketika senjata diarahkan langsung ke jurnalis.
Dua kasus perusakan dan penyitaan kendaraan juga dicatat, selain satu kasus penangkapan jurnalis, penggerebekan rumah, dan satu jurnalis yang dibawa ke pengadilan.
Kepala Komite Kebebasan Pers PJS, Mohammed al-Lahham, mengatakan angka-angka tersebut mencerminkan kebijakan yang bertujuan membungkam jurnalis Palestina.
Dia menyerukan peningkatan tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan serangan harian serta menyediakan perlindungan internasional bagi jurnalis Palestina.
Dalam bagian lain, laporan tersebut turut memuat data korban sejak Oktober 2023. Disebutkan bahwa Israel telah menewaskan lebih dari 70.000 orang—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai hampir 171.000 orang di Gaza, dalam perang dua tahun yang disebut terhenti setelah kesepakatan gencatan senjata pada 10 Oktober.
Laporan itu juga menyebut setidaknya 1.088 warga Palestina tewas dan 10.700 orang terluka dalam serangan oleh militer dan pemukim Israel ilegal di wilayah pendudukan sejak Oktober 2023, serta lebih dari 20.500 orang ditangkap.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
