YERUSALEM 

Tentara Israel sekali lagi menggunakan nama alkitab - Operasi Panah Bashan - untuk menggambarkan operasi militernya yang menargetkan aset dan kekuatan militer tentara Suriah menyusul jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

Sejak jatuhnya rezim Assad, tentara Israel melancarkan kampanye udara ekstensif yang menargetkan lokasi militer di seluruh Suriah, termasuk serangan terhadap pelabuhan Suriah di Al-Beida dan Latakia yang menghancurkan armada angkatan laut Suriah.

Militer Israel juga mengumumkan bahwa mereka telah "sementara" merebut kendali atas zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, dan mengatakan perjanjian dengan Suriah pada tahun 1974 telah berakhir.

Menurut perkiraan militer Israel, sekitar 80 persen aset militer Suriah sejauh ini telah hancur, termasuk jet tempur, helikopter, tank, kapal perang, radar, dan berbagai jenis roket.

Operasi Panah Bashan

Dalam pernyataan militer, Radio Angkatan Darat Israel mengumumkan operasi terhadap Suriah diberi nama “Operasi Panah Bashan.”

"Bashan" adalah istilah Alkitab yang merujuk pada wilayah selatan Suriah dan timur Yordania yang ditaklukkan oleh orang Israel setelah mengalahkan Og, raja Bashan, menurut kitab Perjanjian Lama.

Tentara Israel telah lama mengambil nama-nama perang dan operasi tempurnya dari teks-teks keagamaan Taurat serta narasi keagamaan kuno lainnya untuk memperkuat klaim hak ilahi untuk membenarkan ambisi kolonialnya di wilayah tersebut.

Selama perang genosida Israel di Gaza, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menggunakan referensi Alkitab untuk membenarkan kejahatan perang tentaranya terhadap warga Palestina.

Pada 28 Oktober tahun lalu, Netanyahu menggunakan narasi Amalek dalam Alkitab saat menghasut tentaranya untuk menyerang Gaza; sebuah teori kekerasan yang mengacu pada penghancuran total penduduk Gaza, termasuk wanita dan anak-anak.