Hampir 80.000 warga di Brussel protes tingginya biaya hidup
Para pengunjuk rasa mengeluh tentang gaji yang rendah dan meminta kenaikan gaji yang layak selama demonstrasi

BRUSSELS
Sekitar 80.000 orang berjalan melalui ibu kota Belgia, Brussel pada Senin untuk memprotes tingginya biaya hidup dan kurangnya kenaikan upah yang sepadan.
Atas desakan serikat pekerja terbesar di negara itu, para pengunjuk rasa berkumpul di depan stasiun kereta api Brussels Utara.
Sebuah layar raksasa yang dipasang di depan stasiun menampilkan kata-kata “Hidup terlalu mahal, kami ingin upah yang lebih tinggi.”
Orang-orang juga membentangkan spanduk bertuliskan "Tingkatkan gaji", "Uang untuk rumah sakit dan sekolah", "Keluarkan gaji kami", dan "Hentikan perampokan upah".
Membawa panji-panji merah, hijau dan biru dari persatuan mereka dan mengenakan pakaian dengan warna yang sama, para pengunjuk rasa berjalan ke stasiun kereta api Brussels-Selatan beberapa mil jauhnya melewati jalan utama.
Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah sepanjang pawai.
Lalu lintas terganggu di daerah pusat kota karena protes.
Langkah-langkah keamanan diberlakukan di sekitar para pengunjuk rasa.
Respons terhadap biaya hidup
Para demonstran menyerukan perbaikan kondisi kerja dan upah dan mencatat bahwa biaya hidup baru-baru ini mengurangi daya beli pekerja.
Dengan sistem pengindeksan yang diterapkan di Belgia, upah karyawan dinaikkan sebesar tingkat kenaikan inflasi.
Namun pengusaha tidak nyaman dengan pengindeksan upah otomatis dan ingin dibatalkan.
Tetapi serikat pekerja menuntut agar sistem indeksasi dipertahankan dan undang-undang yang membatasi tingkat pertumbuhan upah di sektor swasta diubah.
Inflasi dalam negeri mencapai level tertinggi sejak 1982 sebesar 8,97 persen selama Mei.