Dunia

Cuaca Ekstrem di Gaza: Tenda Pengungsi Ambruk, Anak-anak Meninggal Kedinginan

Tiga korban tewas dilaporkan terjadi pada Jumat dalam insiden terpisah akibat runtuhnya struktur bangunan yang dipicu cuaca ekstrem

Ramzi Mahmud, Mohammad Sio, Beyza Binnur Donmez  | 12.12.2025 - Update : 12.12.2025
Cuaca Ekstrem di Gaza: Tenda Pengungsi Ambruk, Anak-anak Meninggal Kedinginan

GAZA

Badai musim dingin disertai hujan lebat, angin kencang, dan suhu membekukan menewaskan dua anak dan tiga pria Palestina di Jalur Gaza, ketika tenda-tenda pengungsian dan bangunan yang sudah rapuh kembali ambruk di tengah kondisi kemanusiaan yang kian memburuk, menurut sumber medis dan Pertahanan Sipil.

Tiga korban tewas dilaporkan terjadi pada Jumat dalam insiden terpisah akibat runtuhnya struktur bangunan yang dipicu cuaca ekstrem.

Dua bersaudara, Khader dan Khalil Iyhab Hanouna, meninggal setelah sebuah dinding roboh menimpa tenda mereka di wilayah Gaza City bagian tengah, akibat tekanan hujan deras, menurut sumber setempat.

Di Gaza utara, tim Pertahanan Sipil menemukan satu jenazah warga Palestina setelah sebuah rumah runtuh di wilayah Beit Lahia, Jabalia.

Dua anak dilaporkan terluka dan dievakuasi, sementara pencarian masih dilakukan untuk memastikan apakah ada korban lain yang tertimbun puing.

Selain itu, dua anak Palestina dilaporkan meninggal akibat suhu dingin ekstrem di tempat pengungsian di wilayah berbeda di Gaza dan dinyatakan meninggal saat tiba di Rumah Sakit Al-Shifa, menurut sumber medis.

Korban pertama adalah Hadeel Hamdan (9), yang mengungsi bersama keluarganya di sebuah sekolah yang dialihfungsikan menjadi pusat pengungsian, di tengah keterbatasan perlengkapan pemanas dan kondisi yang disebut semakin berat.

Korban kedua adalah seorang bayi bernama Taym al-Khawaja, yang meninggal akibat cuaca sangat dingin saat tinggal bersama keluarganya di sisa rumah mereka yang telah rusak akibat serangan Israel, di Kamp Pengungsi Shati, sebelah barat Gaza City.

Dua kematian tersebut membuat jumlah anak yang meninggal akibat paparan dingin sejak badai mulai melanda pada Rabu bertambah menjadi tiga. Sehari sebelumnya, seorang bayi perempuan bernama Rahaf Abu Jazar dilaporkan meninggal di Khan Younis setelah tenda keluarganya terendam air hujan.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, Richard Peeperkorn, mengatakan pada Jumat bahwa Badai Byron menghantam Gaza dengan keras dan memperburuk kondisi hidup pengungsi yang sudah kritis.

Berbicara kepada wartawan di Jenewa, Peeperkorn menyebut kondisi tempat perlindungan di Gaza “memprihatinkan,” sementara musim dingin yang basah dan dingin semakin memperdalam penderitaan keluarga yang tinggal di area tidak aman.

Ia menambahkan, banyak pengungsi tinggal di kawasan pesisir yang rendah, dipenuhi puing, tanpa drainase dan tanpa penghalang pelindung, sehingga semakin rentan terhadap penyakit ketika suhu turun dan hujan berlanjut.

Peeperkorn mengatakan, berdasarkan informasi 24 jam terakhir, 10 orang dilaporkan meninggal di tengah hujan lebat dan kondisi dingin. Ia menyebut angka tersebut berasal dari data Kementerian Kesehatan Gaza.

Selain korban jiwa, tiga bangunan dilaporkan roboh di wilayah barat Gaza City pada Kamis (11/12/2025) ketika hujan deras dan banjir terus melanda.

Pertahanan Sipil menyebut sekitar 250.000 keluarga saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsian di seluruh Jalur Gaza, banyak di antaranya menghadapi cuaca dingin dan banjir di dalam tenda-tenda rapuh.

Meski gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober, kondisi hidup di Gaza disebut belum membaik. Israel masih memberlakukan pembatasan ketat terhadap masuknya truk bantuan, yang dinilai melanggar protokol kemanusiaan dalam kesepakatan tersebut.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 171.000 lainnya. Serangan disebut masih berlanjut meski ada gencatan senjata.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın