Aktivitas erupsi Gunung Merapi meningkat sepekan terakhir
Gunung Merapi telah 28 kali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur terjauh 3 kilometer dan 252 kali menggugurkan lava dalam satu pekan terakhir

Jakarta Raya
JAKARTA
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan telah terjadi lonjakan guguran dan awan panas Gunung Merapi sejak 6 Agustus.
Kepala BBPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan Gunung Merapi telah 28 kali mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur terjauh 3 kilometer dan 252 kali menggugurkan lava dalam satu pekan terakhir.
Gunung yang berlokasi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah ini juga masih terus mengeluarkan awan panas dengan jarak 1,7 kilometer hingga Jumat malam.
Menurut Hanik, hal ini terjadi karena Merapi telah memasuki fase ekstrusi atau keluarnya magma.
“Ini yang kita harus hati-hati dalam artian awan panas masih mengancam ke daerah-daerah yang potensi bahayanya mencapai 5 kilometer (dari puncak),” kata Hanik melalui konferensi pers virtual, Jumat.
Meski demikian, BPPTKG belum meningkatkan status Gunung Merapi yang saat ini masih pada Level 3 atau “Siaga” sejak 5 November 2020.
Pasalnya, aktivitas Gunung Merapi sejauh ini belum menimbulkan dampak yang signifikan pada pemukiman warga sekitar.
Guguran awan panas sejauh ini menimbulkan hujan abu tipis di sejumlah desa di sekitar gunung tersebut.
Namun, BPPTKG juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas pada daerah rawan bahaya Merapi.
Hanik mengatakan masih ada aktivitas penambangan pasir pada lokasi yang berjarak hanya 4 kilometer, sedangkan potensi bahaya dari aktivitas Merapi dapat menjangkau hingga jarak 5 kilometer.
“Kami harap masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam alur sungai karena sangat berpotensi bahaya. Kecepatan awan panas Merapi ini bisa sampai 100 kilometer per jam,” tutur dia.