Menlu Turki akan bertemu Menlu AS di Washington
Mevlut Cavusoglu tiba di New York pada Sabtu untuk menghadiri Global Forum ke 8 yang dilaksanakan oleh PBB
Washington DC
Betul Yuruk
NEW YORK
Menteri Luar Negeri Turki pada Sabtu mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Selasa mendatang di Washington untuk membahas hubungan antara kedua negara "secara luas"
Pernyataan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu muncul saat pertemuannya dengan warga Turki di konsulat Turki di New York.
Menteri tiba di New York pada Sabtu untuk menghadiri Forum Global ke-8 yang diadakan UNAOC untuk mempertahankan perdamaian dunia.
Pertemuan itu akan diadakan di markas besar PBB pada Senin dan Selasa.
Kunjungan Mevlut itu adalah kunjungan yang pertama dari pihak Turki setelah pembebasan pastor Andrew Brunson yang sempat menyebabkan ketegangan hubungan antara kedua sekutu NATO tersebut.
Cavusoglu mengatakan hubungan kedua negara yang tegang itu tidak hanya terbatas pada masalah Brunson.
"Ada dua hal yang membuat hubungan tegang. Salah satunya adalah dukungan AS untuk YPG / PKK," kata menteri, menambahkan bahwa kerjasama AS dengan kelompok teror YPG/PKK adalah sebuah "kesalahan besar".
Menyangkut operasi Manbij Suriah Utara yang roadmap-nya disepakati kedua negara, Cavusoglu mengatakan operasi tersebut tidak hanya terbatas pada Manbij tetapi mencakup bagian timur Sungai Eufrat yang diduduki oleh kelompok teror YPG / PKK.
Dia mengatakan membebaskan daerah itu dari kelompok teror YPG/PKK adalah bagian dari roadmap Manbij.
Kesepakatan Manbij antara Ankara dan Washington berfokus pada penarikan teroris YPG / PKK dari kota untuk menstabilkan wilayah, yang berada di timur laut provinsi Aleppo Suriah utara.
Cavusoglu mengatakan Washington juga gagal memenuhi permintaan Turki untuk melakukan ekstradisi terhadap pimpinan Organisasi Teror Fetullah (FETO) yang berbasis di AS setelah upaya kudeta 15 Juli 2016, menyebutnya sebagai masalah kedua antara kedua negara.
"Ini telah menjadi penyebab ketegangan yang serius," kata Cavusoglu, menegaskan bahwa Turki bukan "seratus tapi seribu persen" benar dalam dua masalah tersebut.
Dia mengatakan, FBI baru-baru ini telah memulai "penyelidikan inklusif" terhadap pelanggaran FETO terhadap undang-undang AS.
FBI mulai melihat bagaimana organisasi ini melanggar hukum, menipu bank-bank Amerika dan menghindari pajak, kata menteri.
FETO dan pemimpinnya yang tinggal di AS, Fetullah Gulen mengatur kudeta yang dikalahkan pada 15 Juli 2016, yang menyebabkan 251 orang menjadi martir dan hampir 2.200 orang terluka
Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.
* Servet Gunerigok di Washington berkontribusi pada berita ini