Smelter PT AMNT selesai akhir 2022
Indonesia mewajibkan perusahaan tambang untuk membangun fasilitas pengolahan sehingga menghasilkan ekspor yang bernilai tambah

Jakarta Raya
Muhammad Latief
JAKARTA
PT Amman Mineral Nusa Tenggara, (PT AMNT) berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral) dalam jangka waktu lima tahun atau paling lama 2022 mendatang.
"Perusahaan ini merupakan salah satu pionir pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1/2017. Salah satunya ditandai dengan ditargetkannya pengoperasian smelter paling telat 2022," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam siaran persnya, Jumat.
PT AMNT telah melakukan perubahan bentuk usaha pertambangan dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi.
Arcandra meminta agar PT AMNT segera menyerahkan detail rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian, dengan target per tahapan masing-masing selama 6 bulan.
Di tahun 2019 PT AMNT melalui perusahaan afiliasinya, yaitu PT Amman Mineral Industri (PTAMIN) telah menjadwalkan keputusan investasi final (Final Investment Decision, FID), finalisasi Front End Engineering Design (FEED) sehingga dapat memulai tahap konstruksi (Engineering Procurement & Construction, EPC) pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga yang mencakup fasilitas pemurnian logam mulia (precious metal refinery).
Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral PT AMNT direncanakan dengan kapasitas input sebesar 1 juta ton per tahun dan dapat ditingkatkan hingga 1,6 juta atau 2 juta ton per tahun.
Kapasitas tersebut dapat memproses konsentrat baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang dan sumber pemasok konsentrat lainnya.
Tahun ini, PT AMNT melakukan eksplorasi berupa pemetaan seluas 2.000 Ha dan pengeboran sebanyak 57.600 meter dengan menggunakan hingga 10 mesin bor.
Selain itu ada juga kegiatan pengupasan batuan penutup akan dilakukan seluruhnya di fase 7 dengan jumlah direncanakan sebesar 206,16 juta ton, dan penambangan bijih sebesar 630 ribu ton.
Secara keseluruhan, kegiatan PT AMNT akan mengalami peningkatan tahun ini menjadi USD1,15 miliar.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya operasional mine site sebesar USD54,7 juta, peningkatan pengeluaran modal sebesar USD43,7 juta, kenaikan biaya eksplorasi dan advanced project sebesar USD2,0 juta, yang diofset dengan penurunan biaya non operasional mine site sebesar USD46,4 juta.
Perusahaan pada tahun ini akan menjual konsentrat sebanyak 373 ribu WMT dengan rincian 336 ribu WMT untuk ekspor dan 37 ribu untuk domestik.