Fed turunkan suku bunga untuk ketiga kalinya pada 2025, Powell isyaratkan jeda kebijakan
Ketua the Fed Powell mengatakan bank sentral berada dalam posisi yang baik untuk menentukan besaran dan waktu penyesuaian tambahan berdasarkan data yang masuk serta perkembangan prospek dan keseimbangan risiko
ISTANBUL
Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa otoritas moneter masih berada dalam posisi untuk menunggu dan mencermati perkembangan ekonomi sebelum menentukan langkah kebijakan berikutnya, setelah The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya pada 2025.
Dalam konferensi pers usai pertemuan kebijakan pada Rabu, Powell mengatakan bank sentral “berada dalam posisi yang baik untuk menentukan besaran dan waktu penyesuaian tambahan berdasarkan data yang masuk serta perkembangan prospek dan keseimbangan risiko.”
“Kami akan mencermati dengan saksama data-data baru. Perlu dicatat, setelah menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 basis poin sejak September dan 175 basis poin sejak September tahun lalu, suku bunga dana federal kini berada dalam kisaran luas estimasi nilai netral. Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat bagaimana perekonomian berkembang,” ujar dia.
Pada pertemuan kali ini, The Fed memangkas suku bunga acuan federal funds rate sebesar 25 basis poin ke kisaran target 3,5%–3,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Ini merupakan pemangkasan ketiga tahun ini, setelah bank sentral menahan suku bunga tidak berubah dalam lima pertemuan berturut-turut sebelum melakukan pemotongan pada pertemuan September.
Dalam pernyataannya, The Fed menyebut tetap mewaspadai risiko yang mengarah pada dua mandat ganda bank sentral, yakni stabilitas harga dan lapangan kerja.
Bank sentral menilai risiko pelemahan di sisi pasar tenaga kerja meningkat dan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja melambat tahun ini.
Powell juga menyinggung kebijakan tarif impor luas yang diterapkan Presiden AS Donald Trump sebagai salah satu sumber tekanan inflasi. “Tarif pada dasarnya menjadi penyebab utama lonjakan inflasi yang melebihi target,” katanya.
Namun, ia menilai dampak tarif terhadap harga kemungkinan bersifat sementara. “Kemungkinan besar ini hanya akan memicu kenaikan harga satu kali. Tugas kami adalah memastikan hal itu tetap demikian,” tegas Powell.
Powell juga mengisyaratkan kecilnya kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang. “Saya tidak berpikir kenaikan suku bunga menjadi skenario dasar siapa pun saat ini. Saya tidak mendengar itu,” ucapnya.
Ia mengakui keputusan menurunkan suku bunga kali ini bukan keputusan yang mudah. Dari 12 gubernur yang memiliki hak suara, sembilan mendukung pemangkasan suku bunga 25 basis poin.
Stephen Miran memilih pemotongan lebih agresif sebesar 50 basis poin, sementara Jeffrey Schmid dan Austan Goolsbee memilih mempertahankan suku bunga. Terakhir kali ada tiga suara “tidak setuju” dalam rapat The Fed terjadi pada September 2019.
Meski terjadi perbedaan pandangan mengenai besaran penurunan suku bunga, Powell menegaskan terdapat kesepahaman luas di internal bank sentral mengenai risiko yang dihadapi perekonomian.
“Jumlah peserta yang sangat besar sepakat bahwa risiko mengarah ke atas, baik untuk pengangguran maupun inflasi,” kata Powell, seraya menyebut kondisi saat ini sebagai situasi yang “sangat menantang.”
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
