Zelenskyy: Ukraina Butuh Jaminan Keamanan Puluhan Tahun dari Washington
Presiden Ukraina mengatakan jaminan keamanan untuk Kyiv dapat efektif setelah disetujui oleh Kongres AS dan parlemen negara-negara mitra Eropa
MOSKOW/ISTANBUL
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan Ukraina menginginkan jaminan keamanan jangka panjang dari Amerika Serikat selama 30 hingga 50 tahun sebagai bagian dari upaya memastikan stabilitas dan perlindungan negara tersebut pascaperang dengan Rusia.
Zelenskyy mengatakan permintaan itu ia sampaikan langsung kepada Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan mereka pada Minggu (28/12) di Mar-a-Lago, Florida. Menurutnya, Ukraina telah menghadapi konflik hampir 15 tahun, merujuk pada aneksasi ilegal Rusia atas Crimea pada 2014 yang kemudian berlanjut menjadi perang besar pada 2022.
“Saya menyampaikan kepada Presiden Trump bahwa kami ingin jaminan keamanan yang lebih panjang, 30, 40, bahkan 50 tahun,” kata Zelenskyy dalam konferensi pers, seperti dikutip kantor berita negara Ukrinform.
Ia menilai keputusan semacam itu akan bersifat bersejarah. Zelenskyy menyebut Trump mengatakan akan mempertimbangkan usulan tersebut.
Saat ini, berdasarkan kesepakatan yang ada, Ukraina memperoleh jaminan keamanan dari AS selama 15 tahun dengan opsi perpanjangan. Zelenskyy menambahkan, jaminan keamanan dari AS dan negara-negara Eropa baru akan efektif jika disetujui oleh Kongres AS serta parlemen negara mitra Eropa.
Menurut Zelenskyy, Trump juga menegaskan dukungan kuat terhadap jaminan keamanan bagi Ukraina dan memastikan kesepakatan tersebut akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan legislatif.
Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin juga membahas paket ekonomi untuk mendukung rekonstruksi Ukraina pascaperang. Zelenskyy mengatakan Ukraina mengharapkan dukungan dari “koalisi negara-negara yang bersedia” tidak hanya dalam bentuk jaminan keamanan, tetapi juga keterlibatan langsung dalam proses rekonstruksi.
Ia menambahkan, kehadiran pasukan internasional dapat memperkuat jaminan keamanan yang telah ditawarkan mitra Ukraina.
Terkait rencana perdamaian 20 poin, Zelenskyy menyebut Ukraina memandang dokumen tersebut perlu diratifikasi melalui referendum. Namun, hal itu mensyaratkan gencatan senjata, sementara Rusia disebut menolak langkah tersebut. Ia mengatakan masih ada dua isu utama yang belum disepakati, yakni soal wilayah dan pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
Zelenskyy juga menyampaikan bahwa Ukraina berencana menggelar pertemuan tingkat penasihat dalam beberapa hari ke depan, dilanjutkan pembahasan dengan para pemimpin Eropa dan kemudian dengan Presiden Trump, sebelum akhirnya membuka kemungkinan dialog dengan Rusia.
Mengenai status darurat militer di Ukraina, Zelenskyy mengatakan kebijakan tersebut akan berakhir ketika jaminan keamanan yang memadai telah terwujud.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
