Politik, Dunia

Rusia desak penurunan ketegangan di Yerusalem Timur

Menlu Rusia Sergey Lavrov menyarankan diadakannya pertemuan tingkat menteri untuk membahas ketegangan soal permukiman Palestina-Israel

Elena Teslova  | 06.05.2021 - Update : 06.05.2021
Rusia desak penurunan ketegangan di Yerusalem Timur Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengadakan konferensi pers di Moskow, Rusia, pada 28 April 2021. (Russian Foreign Ministry - Anadolu Agency)

Moscow City

MOSKOW

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Rabu mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

"Tentu saja, kami yakin akan perlunya de-eskalasi lebih awal, yang akan menjadi kepentingan bagi Palestina dan Israel," kata Lavrov pada konferensi pers di Moskow, usai bertemu dengan sejawatnya dari Palestina, Riyadh al-Maliki.

Lavrov mengatakan Rusia sedang bekerja untuk mengintensifkan platform Kuartet Timur Tengah - Rusia, AS, Uni Eropa dan PBB - dalam penyelesaian isu Palestina-Israel.

Dia berpendapat bahwa format itu dihidupkan kembali setelah Joe Biden menjabat sebagai presiden AS.

"Untuk mengaktifkan platform ini, saat ini kami sedang bekerja sama dengan anggota Kuartet lainnya untuk mempertimbangkan kemungkinan penyelenggaraan pertemuan Kuartet di tingkat menteri luar negeri," tutur dia.

Lavrov mendukung gagasan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi internasional tentang pemukiman Palestina-Israel, menekankan bahwa Kuartet harus mempertahankan "kontak yang stabil" dengan Liga Arab mengenai masalah tersebut.

Di sisi lain, Maliki mendukung gagasan Lavrov tentang pertemuan tingkat menteri dari platform Kuartet, dia juga mengatakan hanya Kuartet yang dapat mengaktifkan proses politik, sambil memuji peran Rusia.

Dia mengatakan bahwa satu negara tidak bisa menjadi satu-satunya mediator dalam masalah permukiman Palestina-Israel, bahkan yang berpengaruh, mengacu pada AS selama pemerintahan Donald Trump yang jelas-jelas mendukung Israel.

"Kami sangat tertarik untuk mengaktifkan proses politik. Kami melihat ini hanya bisa dilakukan dengan bantuan Kuartet mediator internasional, dan peran Rusia di sini sangat fundamental," ujar dia.

Kuartet Timur Tengah dibentuk untuk mengkonsolidasikan upaya penyelesaian damai konflik Palestina-Israel.

Konflik Palestina-Israel dimulai pada 1917, ketika pemerintah Inggris, dalam Deklarasi Balfour yang terkenal, menyerukan pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın