MOGADISHU, Somalia

Ratusan warga Somalia menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota Mogadishu pada Minggu (29/12) untuk memprotes keputusan Israel yang mengakui Somaliland—wilayah di utara Somalia yang mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak pada 1991.

Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Somalia. Para demonstran menegaskan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara dengan meneriakkan slogan seperti “Somalia tidak terpisahkan” dan “Somaliland adalah Somalia.” Aparat keamanan dikerahkan dalam jumlah besar untuk menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.

Salah satu peserta aksi, Mohamed Abor, mengatakan kepada Anadolu bahwa Somalia tidak pernah melepaskan wilayahnya dan tidak akan melakukannya sekarang.
“Tidak ada satu jengkal pun tanah Somalia yang bisa diberikan kepada Israel atau negara lain. Somalia adalah satu dan akan tetap satu,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa rakyat Somalia siap berkorban demi negaranya.

Demonstran lain, Abdi Ismail, menyebut keputusan Israel tidak dapat diterima oleh rakyat Somalia. Ia menilai langkah tersebut sebagai “serangan terang-terangan terhadap kedaulatan Somalia” dan menegaskan bahwa Somaliland merupakan bagian yang tak terpisahkan dari negara itu.
“Tidak ada negara yang berhak mengakuinya secara sepihak,” katanya, sambil menyerukan agar komunitas internasional tidak berdiam diri menghadapi keputusan tersebut.

Israel pada Jumat lalu menjadi negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pertama yang secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat. Langkah itu menuai kecaman luas dari Türkiye—sekutu dekat Somalia—serta berbagai negara di Afrika dan Timur Tengah.

Somaliland, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada 1991, selama ini beroperasi sebagai entitas administratif, politik, dan keamanan de facto. Namun, wilayah tersebut belum memperoleh pengakuan internasional, sementara pemerintah pusat Somalia tetap menganggapnya sebagai bagian integral dari wilayah nasional.