Dunia

Netanyahu: Israel mungkin aneksasi Tepi Barat secara 'bertahap'

Pemerintah Netanyahu berencana untuk mengadakan pemungutan suara Kabinet pada bulan Juli untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat, yang diduduki oleh Israel sejak 1967

Muhammad Abdullah Azzam  | 16.06.2020 - Update : 16.06.2020
Netanyahu: Israel mungkin aneksasi Tepi Barat secara 'bertahap' Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto file - Anadolu Agency)

Quds

Mustafa Deveci

YERUSALEM 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan daerah-daerah tertentu di Tepi Barat mungkin dianeksasi secara bertahap, tidak dalam satu langkah saja, ungkap media setempat.

Netanyahu membahas rencana aneksasi Israel untuk mendirikan permukiman ilegal di Tepi Barat dan Lembah Yordania dengan para pensiunan pejabat militer dalam sebuah pertemuan.

Dalam pertemuan itu, Netanyahu menyatakan keinginannya untuk mencaplok hingga 30 persen dari wilayah Tepi Barat, tetapi Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi dikabarkan tidak mendukung langkah ini.

Netanyahu menuturkan bahwa Washington meminta dirinya untuk meminta persetujuan Gantz dan Ashkenazi untuk setiap langkah yang akan dia ambil untuk mengimplementasikan rencana tersebut.

Menurut media Israel, ada ketidaksepahaman antara Netanyahu dan Gantz tentang bagaimana mengimplementasikan rencana aneksasi.

Pemerintah Netanyahu berencana untuk mengadakan pemungutan suara Kabinet bulan depan untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat, yang diduduki oleh Israel selama Perang Enam Hari pada 1967.

Netanyahu berulang kali mengatakan dirinya akan mencaplok blok permukiman dan Lembah Yordania pada 1 Juli di bawah perjanjian dengan sekutunya Benny Gantz, kepala koalisi Biru dan Putih.

Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga membuat semua pemukiman Yahudi di sana - serta aneksasi yang direncanakan - ilegal.

Otoritas Palestina mengancam akan menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika hal itu dilanjutkan dengan aneksasi, yang selanjutnya akan merusak solusi dua negara.

Aneksasi tersebut datang sebagai bagian dari rencana "Kesepakatan Abad Ini" usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang diumumkan pada 28 Januari.

Rencana ini merujuk pada Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tidak terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.

Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang terhubung melalui jembatan dan terowongan.

Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS itu, Israel akan mencaplok 30-40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın