Kemenhan Türkiye periksa bangkai drone yang jatuh di Balikesir dan Kocaeli
Bangkai pesawat nirawak (drone/UAV) yang jatuh di Provinsi Balikesir dan Kocaeli saat ini tengah diperiksa Kementerian Pertahanan Turkiye
ANKARA/ISTANBUL
Kementerian Pertahanan Turkiye menyatakan bangkai pesawat nirawak (drone/UAV) yang jatuh di Provinsi Balikesir dan Kocaeli saat ini tengah diperiksa, dan hasil temuan akan diumumkan kepada publik setelah proses pemeriksaan selesai.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Turkiye, Laksamana Muda Zeki Akturk, mengatakan pemeriksaan masih berlangsung terhadap puing-puing UAV tersebut.
Namun, ia menambahkan bahwa bangkai UAV yang ditembak jatuh pada 15 Desember lalu saat mendekati wilayah udara Türkiye di atas Laut Hitam belum dapat dikumpulkan sepenuhnya karena serpihannya tersebar di area yang sangat luas dan berukuran kecil.
Pernyataan itu disampaikan Akturk dalam konferensi pers di perusahaan industri pertahanan ASELSAN, Ankara, pada Kamis (25/12), dalam rangka peringatan 50 tahun berdirinya perusahaan tersebut.
Akturk menegaskan pengawasan wilayah udara Türkiye dilakukan selama 24 jam penuh melalui sistem berlapis yang mencakup radar, sensor elektro-optik, unsur darat, laut, dan udara, serta integrasi dengan struktur pertahanan NATO.
“Tidak ada kelemahan dalam pengendalian wilayah udara kami,” ujar Akturk. Ia menyebut UAV berukuran kecil, terbang rendah, dan memiliki jejak radar rendah sebagai ancaman generasi baru yang dihadapi banyak negara, termasuk Türkiye.
Menurutnya, insiden UAV tersebut lebih mencerminkan meningkatnya penggunaan drone akibat konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, bukan karena lemahnya sistem pertahanan udara Türkiye.
Ia menambahkan bahwa Türkiye terus mengambil langkah tambahan, termasuk melalui proyek nasional dan kerja sama dengan sekutu, untuk menghadapi ancaman UAV.
Akturk juga menegaskan bahwa Türkiye terus meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya dan tetap berkomitmen menjaga keamanan wilayah udaranya.
Terkait Suriah, Akturk mengatakan serangan terbaru kelompok PKK/YPG yang juga dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah merusak keutuhan wilayah dan stabilitas Suriah serta menghambat proses rekonsiliasi.
Ia menegaskan Türkiye bertekad memperkuat kerja sama dengan pemerintah Suriah dan menjunjung prinsip “Satu Negara, Satu Angkatan Bersenjata”.
Sementara itu, mengenai kerja sama militer antara Yunani, Administrasi Yunani Siprus, dan Israel yang dibahas dalam pertemuan trilateral baru-baru ini, Akturk menegaskan bahwa kerja sama tersebut tidak menimbulkan ancaman militer bagi Türkiye.
Ia mengatakan Türkiye mendukung dialog konstruktif di kawasan Laut Aegea dan Mediterania Timur berdasarkan kerangka aliansi NATO.
Namun, Türkiye tetap berpegang pada sikap tegas terkait keamanan dan hak-hak Republik Turki Siprus Utara.
“Türkiye tidak pernah ragu menggunakan kewenangan yang dimilikinya sebagai negara penjamin, dan tidak akan ragu melakukannya di masa depan,” kata Akturk.
Ia menambahkan bahwa peningkatan ketegangan di Laut Aegea dan Mediterania Timur bukan disebabkan oleh Türkiye, melainkan oleh langkah-langkah sepihak yang bertujuan menciptakan fakta di lapangan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
