ANKARA
Duta Besar Sri Lanka untuk Turkiye, Niluka Kadurugamuwa, menegaskan kuatnya hubungan bilateral antara Sri Lanka dan Türkiye yang menurutnya telah terjalin lama dan mencakup kerja sama di bidang politik, ekonomi, budaya, dan pendidikan.
“Türkiye dan Sri Lanka selalu menjadi sahabat baik. Kami memiliki hubungan bilateral yang sangat kuat,” kata Kadurugamuwa dalam wawancara dengan Anadolu, Kamis (25/12).
Ia menyebut hubungan diplomatik kedua negara secara resmi dibentuk pada 1948, atau 77 tahun lalu. Bahkan, kata dia, relasi historis sudah terjalin sejak era Kesultanan Ottoman.
“Kami menjalin hubungan diplomatik pada 1948, tetapi sebelumnya, pada masa Ottoman, hubungan itu sudah ada. Sri Lanka merupakan bagian dari Jalur Sutra Maritim, sementara Türkiye berada di Jalur Sutra darat, sehingga kami memiliki keterkaitan sejarah,” ujarnya.
Kadurugamuwa menambahkan bahwa Kesultanan Ottoman telah menunjuk konsul kehormatan di Sri Lanka sejak 1874. Türkiye juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Sri Lanka. Kedutaan Besar Sri Lanka di Ankara dibuka pada 2012, disusul pembukaan perwakilan Türkiye di Kolombo pada 2013.
Ia mengatakan kerja sama kedua negara terus berkembang di berbagai sektor. Di bidang pendidikan, misalnya, mahasiswa Sri Lanka menempuh studi di Türkiye melalui program beasiswa pemerintah Turki. Sementara di sektor ekonomi, pertemuan ketiga Komisi Kerja Sama Ekonomi Bersama digelar pada Juli lalu untuk membahas penguatan hubungan dagang.
Dalam kesempatan itu, Kadurugamuwa juga menyinggung bencana alam terbaru yang melanda Sri Lanka akibat Siklon Ditwah pada November. Ia mengatakan sekitar 1,7 juta orang terdampak, dengan 643 korban meninggal dunia dan sekitar 70.000 hingga 75.000 warga mengungsi di sekitar 700 tempat penampungan.
Menurutnya, operasi pencarian dan penyelamatan telah selesai, dan saat ini pemerintah Sri Lanka fokus pada pembersihan puing serta rekonstruksi. Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake, kata dia, telah mengumumkan berbagai bantuan dan fasilitas untuk pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak.
Ia menyebut bencana tersebut sebagai yang terparah sejak tsunami Samudra Hindia 2004. Terkait hal itu, Kadurugamuwa mengapresiasi dukungan Türkiye, baik di masa lalu maupun saat ini.
“Setelah tsunami 2004, Türkiye membangun satu desa lengkap di Sri Lanka yang terdiri dari sekitar 430 rumah. Desa itu diresmikan pada 2005 oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang saat itu masih menjabat sebagai perdana menteri,” ujarnya.
Untuk bencana terbaru, Sri Lanka kembali meminta bantuan internasional, termasuk kepada Türkiye. Di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri Türkiye, Badan Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA) mengirim tim untuk melakukan penilaian.
“Sebagai bantuan darurat, paket bantuan kemanusiaan untuk sekitar 3.000 orang telah disalurkan oleh tim TIKA,” kata Kadurugamuwa, seraya menambahkan bahwa bantuan jangka panjang masih dalam tahap evaluasi.
Ia juga mengajak warga Türkiye untuk berkunjung ke Sri Lanka dan mendorong pelaku usaha Turki berinvestasi, dengan menegaskan bahwa infrastruktur pariwisata tetap berfungsi dan kondisi dinilai kondusif.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
