
Ankara
ANKARA
Mesir membantah bahwa jaringan pipa Israel yang membentang antara Laut Merah dan Mediterania akan berdampak negatif bagi pendapatan negara itu dari Terusan Suez.
Pada Selasa, otoritas Terusan Suez menegaskan rute kanal akan tetap menjadi jalur terpendek dan paling aman antara Timur dan Barat karena peti kemas yang melewati kanal dapat mengangkut barang dalam jumlah yang lebih besar dengan biaya lebih rendah daripada jalur darat mana pun.
Lewat sebuah pernyataan, otoritas itu mengatakan lalu lintas navigasi di kanal masih berjalan normal.
“Pendapatan selama tahun 2020 mencapai sekitar USD5,61 miliar. Kanal itu mencatat sebanyak 18.829 kapal dengan muatan 1,17 miliar ton, yang merupakan muatan bersih tahunan tertinggi kedua dalam sejarah kanal," tambah otoritas itu.
“Diharapkan dampak pipa, setelah beroperasi, tidak akan melebihi 12-16 persen dari volume perdagangan minyak mentah menuju utara, bukan dari total lalu lintas perdagangan yang melintasi kanal," jelas mereka.
Israel akan melanjutkan operasi jaringan pipa yang telah ditutup sejak lebih dari dua dekade lalu.
Pada kuartal terakhir tahun lalu, Israel Europe Asia Pipeline Company Ltd. (EAPC) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan MED-RED Land Bridge Ltd (MRLB) yang berbasis di Uni Emirat Arab untuk membuat jembatan darat antara Laut Mediterania dan Laut Merah yang akan digunakan sebagai jalur untuk mengangkut minyak dari negara-negara Teluk ke pasar konsumsi di Eropa, yang sebagian besar saat ini melewati Terusan Suez.
Rencana tersebut sejalan dengan keinginan Israel untuk mencari alternatif selain Terusan Suez, salah satu koridor terpenting di dunia untuk mengangkut minyak ke Eropa.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.