Politik, Dunia

Gedung Putih: Tak ada indikasi Hamas gunakan sandera AS di Gaza sebagai jaminan

Delapan atau sembilan orang Amerika dilaporkan masih disandera

Servet Gunerigok  | 29.11.2023 - Update : 05.12.2023
Gedung Putih: Tak ada indikasi Hamas gunakan sandera AS di Gaza sebagai jaminan

WASHINGTON

Gedung Putih pada Selasa mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Hamas berusaha menggunakan segala bentuk pengaruh untuk menghalangi kepergian warga Amerika Serikat (AS) dari Gaza.

“Tidak ada indikasi sama sekali bahwa Hamas mencoba menggunakan pengaruh atau sesuatu untuk mencegah orang Amerika keluar,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan di pesawat Air Force One dalam perjalanan ke Denver, Colorado.

Dia mengatakan jumlah warga Amerika yang berada di tangan Hamas “cukup kecil,” dan jumlah warga Amerika yang saat ini memenuhi syarat (untuk pembebasan), yaitu perempuan dan anak-anak, jumlahnya lebih kecil.

“Kita tidak bisa berasumsi bahwa Hamas mempunyai akses terhadap semua orang dalam waktu singkat, atau bahwa semua warga Amerika ditahan oleh Hamas, dan tentu saja mereka tidak berada di tempat yang sama,” tambah dia.

Israel dan Hamas mengumumkan penambahan dua hari gencatan senjata untuk pertukaran sandera 12 orang – 10 warga Israel dan dua warga Thailand. Kesepakatan itu diumumkan pada Senin.

Sayangnya, tidak ada orang Amerika yang keluar hari ini, tapi kami berharap. Besok adalah hari lain, kata Kirby.

Ada delapan atau sembilan orang Amerika yang masih disandera, menurut dia.

Kirby juga menegaskan kembali sikap AS terhadap kemungkinan operasi Israel di selatan Gaza.

“Kami tidak mendukung operasi di wilayah selatan, kecuali atau sampai Israel dapat menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab atas semua pengungsi internal di Gaza,” imbuh dia.

AS mendesak Israel untuk tidak mengulangi tindakan pengungsian massal warga Palestina yang diakibatkan oleh invasi mereka ke Jalur Gaza bagian utara ketika mereka melakukan operasi di wilayah selatan wilayah pesisir tersebut.

Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Sejak itu, konflik ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Korban tewas secara resmi di Israel mencapai 1.200 orang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın