Dunia

China: AS asal tuduh Iran soal serangan ke Aramco

Otoritas China berharap pihak-pihak terkait akan menjaga ketenangan, perdamaian serta stabilitas Timur Tengah bersama-sama

Muhammad Abdullah Azzam  | 17.09.2019 - Update : 17.09.2019
China: AS asal tuduh Iran soal serangan ke Aramco ILUSTRASI. Satu kilang minyak terbakar. (Shay Hartov - Anadolu Agency)

Beijing

Fuat Kabakcı

BEIJING

Pemerintah China berpendapat pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menuding Iran sebagai dalang serangan terhadap dua kilang Saudi Aramco pada akhir pekan lalu adalah tindakan yang "tidak bertanggung jawab".

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengungkapkan pada konferensi pers di ibu kota Beijing bahwa tindakan otoritas AS itu adalah sikap tidak bertanggung jawab karena menyalahkan tanpa bukti.

"Memutuskan siapa yang harus disalahkan tanpa adanya investigasi konkret merupakan tindakan yang tak terlalu bertanggung jawab,” ungkap Hua, Jubir Kemenlu China.

Posisi China, kata Hua, menentang setiap langkah yang memperluas atau mempertajam konflik di kawasan itu.

"Kami mendesak pihak-pihak yang berkepentingan untuk menahan diri dari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan regional,” ujar Hua.

Otoritas China berharap pihak-pihak terkait akan menjaga ketenangan, perdamaian serta stabilitas Timur Tengah bersama-sama.

Sebelumnya, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa bukti serangan itu, yang menghantam fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia, menunjukkan Iran sebagai dalang peristiwa, bukan kelompok Yaman Houthi.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga menyalahkan Teheran karena mengendalikan drone yang menabrak dua fasilitas minyak di Arab Saudi.

“Teheran berada di balik hampir 100 serangan terhadap Arab Saudi. Iran telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada pasokan energi dunia,” kata dia lewat Twitter.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, membantah tuduhan AS, dengan menyebut mereka “tak bertanggung jawab” dan “tak berguna”.

Pada 14 September, Saudi Press Agency secara resmi melaporkan kobaran api di Abqaiq dan Khurais.

Abqaiq adalah lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik negara, Saudi Aramco.

Sehari kemudian, Saudi mengumumkan penghentian sementara produksi minyak Aramco.

Meski belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, pemberontak Houthi di Yaman, yang berperang melawan koalisi yang dipimpin Saudi, mengatakan mereka telah melakukan serangan serupa sebelumnya.

Houthi yang didukung Iran, dengan rudal balistik menengah dan lemparan jarak jauh yang biasanya dinetralkan oleh sistem pertahanan udara Saudi, menargetkan lokasi strategis tertentu Arab Saudi dengan drone bersenjata.

Yaman dilanda kekerasan sejak 2014, ketika kelompok Houthi yang berpihak ke Iran menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Tahun berikutnya, konflik meningkat, ketika Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan kampanye udara besar-besaran yang bertujuan menggulung kembali kemenangan Houthi untuk mendukung pemerintah pro-Saudi di negara itu.

Lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik yang berkecamuk sejak 2016, menurut perkiraan PBB.

Selain itu, serangan udara Saudi yang diklaim berusaha mendukung pemerintah pro-Saudi telah menyebabkan kematian banyak warga sipil di negara yang dilanda perang sejak 2015.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.