Dunia

Bulan Sabit Merah Turki kecam 'pembunuhan' perawat Gaza

Pekerja bantuan dan staf medis bukanlah target, tweet kelompok kemanusiaan

Muhammad Nazarudin Latief  | 03.06.2018 - Update : 04.06.2018
Bulan Sabit Merah Turki kecam 'pembunuhan' perawat Gaza Paramedis Palestina Rezzan en-Neccar (tengah) memberikan perawatan medis kepada warga Palestina yang terluka oleh pasukan keamanan Israel, pada aksi demonstrasi "Land Day", yang memperingati pembunuhan enam orang Palestina oleh pasukan Israel pada tahun 1976, di Khan Yunis, Gaza pada April 01, 2018. (Burcu Arik - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Burcu Arik

ISTANBUL


Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) pada hari Sabtu mengutuk pembunuhan Razan al-Najar, 24, seorang paramedis yang bertugas di Jalur Gaza.

"Kami mengutuk pembunuhan perawat Palestina #Razan_Najjar yang bertugas sebagai pekerja medis sukarela di lapangan di Jalur Gaza," ujar lembaga bantuan tersebut dalam akun resmi Twitter-nya.

"Pekerja bantuan dan staf medis adalah #NotATarget," katanya.

Sebulan akhir Maret demonstrasi pecah di jalur Gaza mengecam blokade Israel yang telah berlangsung lebih dari satu dekade dan membuat wilayah tersebut mengalami krisis kemanusiaan yang besar.

Sejak 30 Maret lalu, sudah lebih dari 100 orang demonstran Palestina telah menjadi martir oleh tembakan tentara Israel.

Tentara Israel menggunakan peluru tajam untuk mengusir warga sipil Palestina yang menuntut kembali ke kota-kota dan desa-desa mereka dan akhir blokade Gaza yang diberlakukan sejak 2006.

Najar ditembak di bagian dada pada Jumat oleh penembak jitu Israel saat berlari memberikan bantuan medis pada demonstran Palestina yang terluka di kota Khan Younis di Jalur Gaza Selatan.

Dr Salah er-Rantisi, kepala Rumah Sakit Sahra di distrik itu, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Najar dibawa ke rumah sakit dengan luka parah. "Peluru itu mengenai dadanya, menembus punggungnya," kata dia.

Puluhan warga Palestina, terkejut pada tewasnya dokter muda ini dan bergegas ke Rumah Sakit Eropa Gaza. Keluarga, teman, dan kolega Najar menangis, dan beberapa orang roboh ketika melihat tubuhnya.

Rekan-rekan Najar bersaksi bahwa tentara Israel tetap menembaknya meski dia menggunakan seragam putih khas paramedis. Dia juga sudah mengangkat tangannya untuk mengisyaratkan bahwa dia ingin membantu seorang pengunjuk rasa yang telah roboh 50 meter sebelum pagar perbatasan.

Menteri Kesehatan Palestina Jevad Avad mengatakan tindakan Israel menembak langsung seorang perawat sukarelawan adalah kejahatan perang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın