Budaya

Menkes: Perawat Indonesia membanggakan

296 perawat Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan di AOTS Nagoya dan Osaka

15.07.2017 - Update : 15.07.2017
Menkes: Perawat Indonesia membanggakan Sejumlah perawat menghibur pasien dengan bernyanyi di Rumah Sakit St. Vincentius a Paulo Roomsch Katholiek Ziekenhuis (RKZ) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/5/2017). Kegiatan tersebut dalam rangka memeriahkan Hari Perawat Internasional yang diperingati setiap 12 Mei sekaligus memberikan semangat kepada pasien agar cepat sembuh. (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Regional

Hayati Nupus

JAKARTA 

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendorong para perawat Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan di AOTS Nagoya dan Osaka, Jepang, untuk terus semangat dalam belajar dan berjuang keras memperoleh sertifikat kelulusan nasional Jepang. Kegiatan ini dilakukan Nila di sela-sela ASEAN-Japan Health Ministers Meeting of Universal Health Coverage and Population Ageing, 14-15 Juli 2017, di Tokyo.

“Sertifikat tersebut membuka peluang seluas-luasnya untuk peningkatan keahlian dan kesejahteraan,” ujarnya.

Saat ini terdapat 296 perawat Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan di AOTS Nagoya dan Osaka, juga 29 orang perawatyang tengah mengikuti pelatihan di AOTS Tokyo Kenshu Center. Nila mengatakan dirinya bangga pada perawat Indonesia di Jepang. “Perawat Indonesia di Jepang membanggakan. Mereka asset bangsa yang perlu terus didukung dan dikembangkan melalui berbagai kebijakan dan regulasi nasional,” ujarnya. 

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, gaji perawat yang telah lulus ujian nasional Kangoshi dan Kaigofukushishi di Jepang meningkat 2-3 kali lipat dari besaran gaji yang diterima sebelumnya. Ujian nasional tersebut menjadi syarat bagi seluruh perawat yang bekerja di Jepang, baik warga lokal maupun berasal dari luar negeri seperti Indonesia, Filipina dan Vietnam. Begitu pula, standar gaji semua perawat di sana sama, tak mempedulikan negara asal mereka. 

Sejak 2008, Indonesia dan Jepang menyepakati kerja sama bilateral Indonesia-Jepang Economic Partnership Arrangements (I-JEPA). Kerja sama ini telah memberikan pelatihan kepada 593 perawat medis dan 1.199 perawat lansia. Sebanyak 127 perawat medis dan 330 perawat lansia di antaranya telah bekerja di berbagai rumah sakit dan panti Lansia di Jepang.

Prospek ke depan, jumlah Lansia di Jepang meningkat. Artinya Jepang kian membutuhkan banyak tenaga perawat dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın