BERLIN

Pemerintah Jerman melaporkan adanya peningkatan signifikan aktivitas spionase dan sabotase yang diduga dilakukan Rusia, seiring dukungan militer Berlin terhadap Ukraina.

Presiden Kantor Kepolisian Kriminal Federal Jerman (BKA), Holger Munch, mengatakan Jerman kini semakin menjadi sasaran operasi intelijen dan tindakan sabotase Rusia. Pernyataan itu ia sampaikan dalam wawancara dengan surat kabar Tagesspiegel, Senin (29/12).

“Sebagai pendukung kuat Ukraina, Jerman semakin menjadi fokus sabotase dan spionase Rusia. Rusia ingin melemahkan demokrasi kami,” ujar Munch.

Ia menambahkan, terjadi lonjakan nyata dalam kasus-kasus dugaan sabotase dan spionase. Jumlah perkara yang melibatkan aktor Rusia di Kantor Kejaksaan Federal juga disebut meningkat secara signifikan.

Selain itu, Munch menyoroti peningkatan aktivitas “hacktivist” di ranah siber yang memiliki keterkaitan dengan negara Rusia. Aktivitas tersebut, menurutnya, diperparah dengan kampanye disinformasi serta penggunaan drone.

Meski demikian, Munch menegaskan sejauh ini belum ada bukti bahwa negara Rusia secara sistematis menerbangkan drone di wilayah Jerman.

Sebelumnya, pada 12 Desember, pemerintah Jerman memanggil Duta Besar Rusia terkait serangan siber dan kampanye disinformasi. Pemerintah Berlin menuding Rusia berada di balik serangan siber besar dan penyebaran informasi palsu yang terjadi selama kampanye pemilihan parlemen federal terakhir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Martin Giese, mengatakan tujuan dari disinformasi siber tersebut adalah untuk memecah belah masyarakat dan menumbuhkan ketidakpercayaan.

“Tujuan dari disinformasi siber Rusia ini jelas, yakni memecah masyarakat dan menciptakan ketidakpercayaan,” kata Giese kepada wartawan.

Ia menambahkan, serangan siber semacam itu juga memiliki dampak politik karena dinilai membahayakan keamanan nasional Jerman.