Nasional

Blokir internet di Jayapura sulitkan pelajar

Para pelajar di Jayapura, Papua, kesulitan mencari bahan untuk mengerjakan tugas sekolah karena akses internet masih ditutup

Hayati Nupus  | 05.09.2019 - Update : 05.09.2019
Blokir internet di Jayapura sulitkan pelajar Ilustrasi: Keyboard untuk mengakses internet. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAYAPURA

Penutupan atau blokir akses internet di Papua dan Papua Barat telah dibuka di 29 kabupaten, dan 13 kabupaten atau kota lainnya masih diblokir.

Salah satu kota yang masih diblokir adalah kabupaten Jayapura. Dampak blokir ini menyulitkan warga Jayapura. Para pelajar di Jayapura, Papua, mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Kesulitan belajar dialami Maharani dan Trifosa. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan YPKP Sentani itu mengalami kesulitan dalam proses belajar.

Keduanya tak lagi bisa mencari data lewat Google untuk mengerjakan tugas sekolah.

“Jadi susah mencari informasi,” ujar Maharani, diamini Trifosa, Kamis, di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Apalagi saat ini siswa Program Studi Keperawatan ini tengah praktek kerja lapangan (PKL) di salah satu rumah sakit di Sentani.

Mereka harus menyelesaikan laporan sebelum PKL rampung pada 14 September mendatang.

Selain untuk mencari bahan tugas, selama ini Maharani kerap menggunakan internet untuk mengakses media sosial seperti YouTube atau Instagram.

Mereka memperoleh banyak pengetahuan soal racikan kimia dan obat lewat laman YouTube.

Sejak Rabu Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan pembatasan internet di Papua sudah dicabut secara bertahap. Nyatanya hingga Kamis, masyarakat masih kesulitan untuk mengaksesnya.

Kementerian Kominfo mengatakan masih melihat situasi di Jayapura. Jika dinilai sudah kondusif, dalam satu atau dua ini blokir internet akan dibuka.

Pemerintah tidak memberi penjelasan mengapa internet di Jayapura, dan 12 daerah lainnya di Papua dan Papua Barat masih diblokir.

“Kami berharap internet cepat nyala, agar tugas bisa selesai dan tidak terganggu,” kata Maharani.

Kesulitan mengakses internet itu juga dialami oleh Briyan, 17, siswa SMA PGRI Jayapura. Seperti Maharani dan Trifosa, Briyan rajin memanfaatkan internet untuk mengerjakan tugas sekolah dan mengakses media sosial seperti YouTube.

“Bagaimana ini, tugas sekolah terganggu, unggah foto ke Instagram juga susah,” ujar Briyan.

Internet tak hanya gagal diakses lewat ponsel Briyan, namun juga wifi di rumahnya.

Briyan memperoleh informasi jika akses internet melalui wifi di hotel atau perkantoran sudah lancar. Namun dia segan untuk menumpang menggunakan internet di sana.

“Harapannya sinyal kembali normal, di ponsel ataupun wifi,” kata dia.

Sebelumnya pada Rabu malam pukul 23.00 WIB tadi, pemerintah membuka blokir layanan internet di 29 kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat. 

Dari 29 kabupaten yang sudah dibuka blokir internetnya, 19 kabupaten di antaranya berada di Provinsi Papua. Yaitu kabupaten Keerom, Puncak Jaya, Puncak, Asmat, Boven Digoel, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Mappi, Tolikara, Nduga, Supiori, Waropen, Merauke, Biak, Yapen, dan Kabupaten Sarmi.

Sisanya, atau 10 kabupaten berada di provinsi Papua Barat, yaitu kabupaten Fakfak, Sorong Selatan, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, dan Pegunungan Arfak.

Pemerintah masih memblokir internet di 10 kabupaten di Provinsi Papua, yakni Kabupaten Mimika, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Numfor, Kota Jayapura, Yahukimo, dan Nabire.

Tiga kabupaten di Provinsi Papua Barat yang masih diblokir ialah Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kota Manokwari.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.