Nasional

Menembus kemacetan di Palembang dengan LRT

Waktu tempuh 1,5 jam yang diperlukan dengan mobil bisa dipangkas jadi 30 menit

Pizaro Gozali İdrus  | 09.08.2018 - Update : 10.08.2018
Menembus kemacetan di Palembang dengan LRT Kereta Light Rail Transit (LRT) tiba di Stasiun Sriwijaya Madya di Palembang, Indonesia pada 6 Agustus 2018. LRT pertama di Indonesia ini beroperasi sejak 23 Juli 2018 dan merupakan moda transportasi massal yang akan digunakan untuk fasilitas pendukung Asian Games XVII. (Muhammad A.F. – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

PALEMBANG

Palembang benar-benar berbenah dalam menyambut Asian Games 2018. Namun kemacetan masih menjadi momok bagi kota pempek itu.

Untuk itu, pemerintah meluncurkan Light Rail Transit (LRT) per 1 Agustus 2018 untuk menyukseskan turnamen olah raga se-Asia tersebut.

Proyek kereta ringan ini menghabiskan dana Rp9.4 triliun, yang diambil dari anggaran pemerintah pusat.

Tiket untuk menaiki LRT bisa dibilang cukup murah. Penumpang hanya membayar Rp5.000 sekali jalan.

Namun jika ingin menempuh perjalanan dari Bandara Sultan Muhammad Baharuddin II hingga stasiun terakhir di DJKA, penumpang harus merogoh kocek lebih dalam sebesar Rp10.000.

Para penumpang sudah bisa menggunakan LRT sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Total ada 13 stasiun, dengan panjang 24.5 kilometer. Ketiga belas stasiun itu adalah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Asrama Haji, Telkom, RSUD, Polda, Demang, Palembang Icon, Dishub, Cinde, Ampera, Polresta, Jakabaring, dan DJKA.

PT KAI mengatakan jarak tempuh seluruh rute hanya 30 menit. İni bisa mengatasi kemacetan yang biasa menghabiskan waktu 90 menit.

Anadolu Agency berkesempatan menjajal LRT pertama di Indonesia itu pada Rabu lalu. Kami menaiki LRT yang sementara memiliki tiga gerbong itu.

Menaiki LRT di Palembang tak jauh berbeda dengan Commuter Line atau Kereta Rel Listrik di Jakarta.

Gerbong LRT dan Commuter Line hampir tidak memiliki perbedaan. Para penumpang juga banyak berdiri menggantungkan tangannya di gelang pegangan.

Bedanya, jalur LRT keseluruhannya berada jalur layang. Tiang penyangga yang memisahkan daratan dan jalur berada setinggi 12 meter.

Jadi para penumpang bisa puas menikmati pemandangan kota Palembang. Mereka pun sibuk mengabadikan foto di kota pempek tersebut.

Kereta Light Rail Transit (LRT) tiba di Stasiun Sriwijaya Madya di Palembang, Indonesia pada 6 Agustus 2018. LRT pertama di Indonesia ini beroperasi sejak 23 Juli 2018 dan merupakan moda transportasi massal yang akan digunakan untuk fasilitas pendukung Asian Games XVII. (Muhammad A.F. – Anadolu Agency)

Ekonomis dan bebas macet

Warga Palembang, Sutinah, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran LRT. Selain dapat memangkas waktu perjalanan, kondisi gerbong juga membuat penumpang nyaman karena dilengkapi pendingin.

“Lebih menyenangkan dari pada frustrasi di jalan,” ujar ibu rumah tangga berumur 52 tahun ini.

Menurut Sutinah, Palembang adalah kota yang terkenal macet dan panas. Selama ini dia harus duduk di angkutan umum dengan bercucuran keringat.

“Kalau dari Bandara ke Jakabaring bisa naik dua kali angkutan umum,” jelas dia.

“Tapi kalau naik LRT cukup sekali sambil duduk santai pakai AC,” tambah dia.

Hal senada juga dirasakan Kartini, 51, warga asli Palembang yang turut memboyong koleganya menaiki kereta layang tersebut.

Menurut Kartini, kehadiran LRT sangat membantunya dalam hal ekonomi. Maklum ibu rumah tangga ini biasanya memakai ojek sebagai alat transportasi sehari-hari.

“Kalau pakai ojek mahal, biasanya Rp20.000. Kalau LRT cuma Rp10.000,” ujar Kartini.

Namun, Kartini masih mengeluhkan kepadatan di dalam gerbong. Dia berharap pemerintah mau menambah jumlah gerbong untuk mengurai kepadatan penumpang.

“Pokoknya kami sangat terbantu,” kata dia.

Satu hal lagi yang menjadi kekurangan LRT ini adalah belum tersedianya tempat khusus bagi koper berukuran besar. LRT masih menyediakan bagasi di rak atas sebagaimana kereta pada umumnya.

Padahal LRT ini dipersiapkan bagi para penumpang dari dan menuju ke Bandara Sultan Mahmud Baharuddin II.

Ini tampak berbeda dengan Express Rail Link (ERL) di Kuala Lumpur, Malaysia yang memberikan tempat khusus guna menaruh koper ataupun barang bawaan lainnya.

Warga menaiki Light Rail Transit (LRT) di Palembang pada 6 Agustus 2018. LRT pertama di Indonesia ini beroperasi sejak 23 Juli 2018 dan merupakan moda transportasi massal yang akan digunakan untuk fasilitas pendukung Asian Games XVII. (Muhammad A.F. – Anadolu Agency)

Tambahan rangkaian

PT KAI hingga kini terus berupaya memberikan layanan maksimal bagi penumpang.

Manajer Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti mengatakan telah menambah 1 rangkaian kereta LRT per hari ini.

Dengan penambahan ini, total Palembang memiliki tiga buah rangkaian LRT.

“Ini Untuk mengantisipasi animo masyarakat,” kata Aida kepada Anadolu Agency Kamis.

Direktur Jakabaring Sport City optimis aktivitas transportasi tidak menjadi halangan dalam perhelatan Asian Games 2018.

Bambang mengatakan Palembang sudah sangat siap untuk menyambut pesta olahraga Asia, terlebih dengan kehadiran LRT.

“Jangan takut macet, silakan datang ke Palembang,” ujar Bambang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın