Pembangkit energi terbarukan tumbuh pesat
Selain Sidrap, pembangkit tenaga angin di tiga lokasi segera beroperasi

Jakarta Raya
Muhammad Nazaruddin Latief
JAKARTA
Pemerintah mengaku, pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) terus tumbuh pesat hingga rata-rata 10 persen tiap tahun sejak 2011.
“Hal ini menunjukan bahwa sektor EBT menarik bagi investor,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi di Jakarta, Kamis.
Pada 2011, kapasitas terpasang sekitar 5,16 Gigawatt (GW). Kemudian naik sekitar 6,2 persen menjadi 5,48 GW pada 2012.
Setahun berikutnya, menjadi 6,6 GW atau naik 21,1 persen. Pada 2014 naik sebesar 13,3 persen menjadi 7,5 GW, naik lagi menjadi 8,4 GW atau naik 12,1 persen pada 2015. Pada 2016, kapasitas EBT naik 4,2 persen menjadi 8,8 GW.
Pada 2017, capaian pembangkit EBT meningkat sebesar 3,2% dari tahun sebelumnya atau setidaknya mencapai 9,1 GW.
---Tiga pembangkit tenaga angin segera beroperasi
Menurut Agung, dalam waktu dekat juga akan beroperasi tiga Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB), yaitu PLTB Sidrap tahap II, PLTB Jeneponto dan PLTB Tanah Laut.
Sebelumnya, pemerintah sudah mengujicoba interkoneksi pembangkit PLTB Sidrap dengan kapasitas 70 MW dengan jaringan PLN.
“Ketiga pembangki ini harganya sangat ekonomis. Artinya target EBT tercapai dan harga listrik murah untuk rakyat juga terwujud," ungkap Agung.
PLTB Sidrap tahap II berkapasitas 50 MW dengan harga jual USD8,10 cent per kWh.
PLTB Jeneponto kapasitas 60 MW, dengan investasi sebesar US$ 150 juta ditargetkan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2018.
Dengan estimasi kecepatan angin sekitar 7,5 hingga 8 meter per detik (m/s), PLTB ini rata-rata akan memproduksi 198,6 Gigawatt hours (GWh) per tahun. Proyek ini sedikitnya menyerap 190 orang tenaga kerja.
PLTB Tanah Laut, dengan nilai investasi sebesar US$ 153 juta, ditargetkan COD pada 2021.
PLTB ini akan dibangun dalam tiga tahap, dengan tahap I sebesar 70 MW, tahap II sebesar 20 MW dan tahap ketiga berkapasitas 60 MW.
Selain tenaga angina, Indonesia menurut Agung juga sudah mempunyai pembangkit tenaga arus laut, yaitu PLT Arus Laut Larantuka dengan kapasitas 25 MW serta PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 200 MWp.