Ekonomi

Neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2019 surplus

Neraca Pembayaran Indonesia pada 2019 mencatatkan surplus USD4,7 miliar, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar

Muhammad Nazarudın Latıef  | 10.02.2020 - Update : 11.02.2020
Neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2019 surplus Ilustrasi: Pelabuhan ekspor-impor. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang 2019 mencatatkan surplus, berbeda jauh dari tahun sebelumnya.

Menurut BI, secara tahunan NPI pada 2019 mencatat surplus sebesar USD4,7 miliar, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar.

Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan, ujar BI.

Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami defisit.

Bank Indonesia mencatat, surplus itu dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20, program 20 persen bio diesel berbahan baku minyak kelapa sawit.

Kinerja NPI yang membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar USD36,3 miliar, meningkat dari USD25,2 miliar pada 2018, ditopang oleh aliran masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Kuartal IV 2019 membaik

Sepanjang kuartal IV/2019, Bank Indonesia mencatatkan NPI dalam kondisi surplus hingga USD4,3 miliar, membaik dari kuartal sebelumnya yang defisit sebesar USD46 juta.

Menurut BI, besarnya surplus didorong tingginya arus masuk investasi portofolio yang bersumber dari penerbitan obligasi global baik pemerintah maupun korporasi serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.

Investasi lainnya juga mencatat surplus sejalan dengan adanya penarikan simpanan bank di luar negeri oleh pelaku usaha domestik dan bertambahnya penempatan dana non-residen di bank dalam negeri.

Dalam catatan BI, surplus transaksi modal dan finansial kuartal IV/2019 tercatat sebesar USD12,4 miliar, lebih tinggi dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD7,4 miliar.

“Itu mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik,” ujar BI dalam siaran persnya, Senin.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2019 mencapai USD129,2 miliar, meningkat dari USD124,3 miliar pada akhir September 2019.

“Posisi ini setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.”

Neraca transaksi berjalan defisit

Sementara itu, neraca transaksi berjalan pada kuartal IV/2019 masih mengalami defisit sebesar USD8,1 miliar atau 2,84 persen dari PDB.

Kondisi ini ditopang surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat, terutama dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas dan pada saat yang sama kinerja ekspor nonmigas belum kuat.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun.

Secara tahunan, defisit neraca transaksi berjalan tahun lalu tercatat sebesar USD30,4 miliar atau 2,72 persen dari PDB, sedikit membaik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,94 persen dari PDB.

Menurut BI, prospek NPI pada tahun ini diperkirakan terus membaik.

Defisit transaksi berjalan diperkirakan masih terkendali dalam kisaran 2,5-3,0 persen dari PDB.

Prospek aliran masuk modal asing diperkirakan juga tetap besar didorong persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang masih prospektif.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,"

"Selain itu juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna meningkatkan ketahanan sektor eksternal, termasuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA)."


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.