BI: Redenominasi rupiah terus diupayakan
Bank sentral terus berkoordinasi dengan pemerintah dan DPR agar RUU redenominasi rupiah masuk prolegnas tahun depan

Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, koordinasi antara BI selaku bank sentral dengan pemerintah dan DPR supaya rancangan undang-undang (RUU) redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah masuk dalam program legislasi nasional pada tahun depan terus berlangsung.
“Langkah awal ini masih terus kita lakukan,” ungkap Agus, Jumat.
Walaupun, kata Agus, jika RUU kemudian disahkan menjadi UU tak berarti redenominasi langsung bisa dilakukan.
“Setidaknya butuh delapan tahun untuk persiapan dan masa transisi,” ujar dia.
BI, menurut dia, sudah melakukan kajian akademis, diskusi publik, serta membuat konsep RUU. Meski begitu, BI masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan pembahasan di DPR.
Agus meyakinkan bahwa proses redenominasi rupiah tidak akan berpengaruh apa-apa pada pandangan dunia terhadap perekonomian Indonesia.
“Yang mesti diperhatikan adalah kondisi makro ekonomi serta stabilitas keuangan sebagai fundamental ekonomi Indonesia,” lanjut dia.
Fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih relatif kuat, kata dia. Ini terlihat dari indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun ini sebesar 5,06 persen, ditambah dengan surplus neraca perdagangan kumulatif Januari-Oktober sebesar USD11,78 miliar.
Defisit transaksi berjalan Indonesia pun turun dari 1,91 persen dari PDB pada triwulan II menjadi 1,65 persen pada triwulan III ini.
Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2017 tercatat USD126,5 miliar, cukup untuk membiayai 8,6 bulan impor atau 8,3 bulan impor. Pembayaran utang luar negeri pemerintah juga berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar 3 bulan impor.
“Di antara negara berkembang, kita menjadi prioritas perhatian dunia,” tegas Agus.
Meski begitu, lanjut dia, upaya redenominasi rupiah tetap perlu dilakukan karena setelah diimplementasikan nanti, masyarakat akan merasakan manfaatnya.
Menurut Agus, redenominasi membuat nominal mata uang lebih efisien, lebih akuntabel, dan “membuat reputasi Indonesia di dunia internasional menjadi lebih baik”.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.