Ekonomi

Kadin perkirakan kontraksi ekonomi kuartal II -4 hingga -6%

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan proyeksi tersebut karena proses stimulasi penanganan Covid-19 masih sangat lambat

Iqbal Musyaffa  | 02.07.2020 - Update : 02.07.2020
Kadin perkirakan kontraksi ekonomi kuartal II -4 hingga -6% Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Asosiasi pengusaha Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia berpendapat akan terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi antara minus 4 persen sampai minus 6 persen pada kuartal kedua 2020.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan proyeksi tersebut karena proses stimulasi penanganan Covid-19 masih sangat lambat.

“Lambannya penyerapan stimulus tersebut akan membuat tekanan terhadap pemulihan kesehatan, jejaring pengamanan sosial, dan perekonomian menjadi lebih berat,” ujar Rosan dalam keterangan resmi, Kamis.

Dia menambahkan bahwa lemahnya implementasi stimulus tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga kembali mengalami kontraksi di level pertumbuhan negatif sehingga secara teknikal Indonesia masuk dalam fase resesi ekonomi.

Rosan mengatakan dari sisi perdagangan, surplus yang tercapai di April dan Mei 2020 karena adanya penurunan impor minus 18,6 persen secara tahunan pada April dan minus 42,2 persen secara tahunan pada Mei yang lebih tinggi dibandingkan penurunan ekspor minus 7 persen secara tahunan pada April dan minus 28,95 persen secara tahunan pada Mei.

“Mengingat peran golongan bahan baku/penolong yang cukup berarti sekitar 70 persen dari total impor sampai akhir Mei tahun ini, maka produksi dalam negeri untuk kepentingan konsumsi domestik dan ekspor akan terus terdampak untuk beberapa waktu ke depan,” lanjut dia.

Sementara itu, Rosan menambahkan bahwa dari sisi investasi, penurunan realisasi penanaman modal asing diperkirakan turun lebih dalam pada kuartal kedua dibandingkan minus 9,2 persen pada kuartal pertama lalu.

“Momentum kenaikan realisasi investasi dalam negeri belum bisa diharapkan mengingat rendahnya pertumbuhan kredit 2,68 persen per Mei 2020,” imbuh Rosan.\

Lebih lanjut, Rosan menyampaikan ketidakpastian akibat Covid-19 bukan hanya mempengaruhi arus perdagangan dan investasi, namun juga terhadap penurunan daya beli ataupun konsumsi dalam negeri.

Dia mengatakan data menunjukkan adanya penurunan indeks penjualan riil sebesar minus 16,9 persen secara tahunan pada April dan minus 22,9 persen secara tahunan pada Mei, serta adanya penurunan indeks keyakinan konsumen sebesar minus 33,8 persen secara tahunan pada April dan minus 39,3 persen secara tahunan pada Mei.

Selain faktor di atas, Rosan menilai proyeksi kontraksi tersebut diperkuat dengan pengalokasian ulang beberapa item termasuk investasi jangka panjang dari postur anggaran untuk kepentingan pemulihan ekonomi di kuartal kedua yang belum optimal serta masih belum adanya penggelontoran dana untuk pemulihan ekonomi secara optimal.

“Apabila tidak terjadi peningkatan ketepatan, kecepatan, dan keterpaduan dalam kebijakan pemulihan ekonomi, bisa dipastikan kontraksi ekonomi pada kuartal ketiga 2020 akan terjadi lagi,” ungkap Rosan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın