Impor Indonesia pada Agustus mulai melambat
Impor seluruh sektor penggunaan barang pada Agustus ini mengalami penurunan baik month to month ataupun year on year

Jakarta Raya
JAKARTA
Impor Indonesia pada bulan Agustus berjumlah USD14,2 miliar atau mulai melambat bila dibandingkan dengan bulan lalu dan juga Agustus tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan impor pada Agustus tahun ini turun 8,53 persen dari bulan Juli lalu yang berjumlah USD15,52 miliar sementara bila dibandingkan dengan impor Agustus tahun lalu yang berjumlah USD16,82 miliar, impor kali ini turun 15,6 persen.
“Impor yang turun ini meskipun tidak signifikan, diharapkan bisa dikendalikan dan menolong neraca perdagangan,” jelas Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Dia menjabarkan impor seluruh sektor penggunaan barang pada Agustus ini mengalami penurunan baik month to month ataupun year on year.
Penurunan terlihat pada impor sektor barang konsumsi yang berjumlah USD1,37 miliar. Angka ini turun 6,71 persen dari bulan lalu dan juga turun 12,11 persen dari Agustus tahun lalu.
“Yang turun itu impor bawang putih yang biasanya impor dari China, impor vaksin, dan juga station wagon untuk silinder lebih dari 2000 cc,” kata Suhariyanto.
Kontribusi impor barang konsumsi terhadap total impor pada Agustus sebesar 9,63 persen.
Penurunan impor juga terjadi pada sektor bahan baku/penolong. Total impor untuk sektor ini pada Agustus sebesar USD10,35 miliar atau turun 8,17 persen secara bulanan dan turun 18,06 persen secara tahunan.
Penurunan impor pada kelompok ini terjadi pada wallpaper, kapas, radio base station, dan beberapa jenis baja.
Kontribusi sektor ini terhadap total impor pada Agustus mencapai 72,93 persen.
Selanjutnya, pada kelompok barang modal yang pada Agustus memiliki total impor USD2,48 miliar mengalami penurunan 10,93 persen secara bulanan dan juga turun 5,83 persen secara tahunan.
Penurunan impor pada kelompok ini antara lain terjadi pada inverter listri, pompa air, broadband network terminal, dan beberapa barang mesin.
Suhariyanto menguraikan bila dilihat secara komoditas, terjadi peningkatan impor pada benda-benda dari besi dan baja sebesar USD46,4 juta, kapal terbang dan bagiannya sebesar USD46 juta, dan daging hewan sebesar USD30,3 juta.
Sementara barang-barang yang mengalami penurunan impor antara lain mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar USD259,8 miliar, mesin/peralatan listrik sebesar USD158 juta, serta kendaraan dan bagiannya sebesar USD124,7 juta.
Berdasarkan negara asal, impor Indonesia mengalami peningkatan dari Oman sebesar USD32,3 juta, Argentina USD32 juta, dan Belanda USD30,1 juta.
Kemudian penurunan impor terjadi pada negara asal China sebesar USD358,7 juta, Italia sebesar USD156,5 juta, dan Jerman USD116,5 juta.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.