Ekonomi, Regional

Bank Thailand: Ekonomi masih stabil meski ada demonstrasi

Sethaput mengatakan ekonomi Thailand telah lumpuh akibat wabah Covid-19 dan butuh waktu terlalu lama untuk pulih

Pizaro Gozali Idrus  | 21.10.2020 - Update : 22.10.2020
Bank Thailand: Ekonomi masih stabil meski ada demonstrasi Seorang pengunjuk rasa pro-demokrasi meneriakkan slogan-slogan menentang polisi anti huru hara selama demonstrasi anti-pemerintah di Bangkok, Thailand pada 16 Oktober 2020. Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalan di Persimpangan Pathumwan, Bangkok menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Thailand dan reformasi monarki menyusul 'keadaan darurat' yang diumumkan oleh Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha. ( Stringer - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

Gubernur Bank of Thailand Sethaput Suthiwartnarueput mengatakan prihatin dengan kerusuhan politik yang sedang berlangsung.

Namun dia meyakini ekonomi negaranya cukup tangguh bertahan dari guncangan.

Sethaput memperkirakan ekonomi Thailand akan berkontraksi 7,8 persen tahun ini dan hanya akan mulai tumbuh pada kuartal kedua tahun depan.

"[Kerusuhan politik] ini akan mempengaruhi konsumsi, investasi dan kepercayaan," kata gubernur bank sentral itu di Bangkok, lansir Thai PBS pada Rabu.

Sethaput mengatakan ekonomi Thailand telah lumpuh akibat wabah Covid-19 dan butuh waktu terlalu lama untuk pulih.

"Kondisi ekonomi sekarang dapat dibandingkan dengan pasien yang perlahan-lahan keluar dari perawatan intensif," kata dia.

Wabah tersebut mengakibatkan penurunan tajam wisatawan dari sekitar 40 juta menjadi 6,7 juta, yang berarti hilangnya pendapatan 10 persen dari produk domestik bruto.

Sethaput mengatakan pemulihan ekonomi terjadi secara tidak merata di antara berbagai sektor.

Untuk itu, kata dia, ekonomi Thailand membutuhkan setidaknya dua tahun sebelum kembali ke tingkat sebelum Covid, terutama karena masih belum pasti kapan vaksin akan tersedia dan seberapa jauh sektor pariwisata akan pulih.

Thailand diguncang protes anti pemerintah selama tiga bulan terakhir yang menuntut tiga hal yakni pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, reformasi monarki, dan konstitusi baru yang demokratis.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın