
Jakarta Raya
JAKARTA
Otoritas Malaysia akhirnya melarang penceramah Zakir Naik untuk berbicara di depan umum pada semua negara bagian demi keamanan nasional, seperti dilansir Malay Mail, Rabu.
Kepala Kepolisian Komunikasi Kerajaan Malaysia Datuk Asmawati Ahmad membenarkan larangan tersebut.
"Ya. Perintah semacam itu telah diberikan kepada semua polisi. Ini dilakukan untuk kepentingan keamanan nasional dan untuk menjaga kerukunan ras," ujar dia.
The Star pada hari Minggu melaporkan Melaka menyusul enam negara bagian lain melarang ceramah Zakir naik. Keenam negara lain adalah Johor, Selangor, Penang, Kedah, Perlis, dan Sarawak.
The Star juga melaporkan bahwa Kedah, Penang dan Johor menjadi negara terbaru yang mengumumkan keberatan mereka terhadap pembicaraan keagamaan Zakir karena gayanya yang agresif dalam memberikan ceramah keagamaan.
Direktur Departemen Agama Johor (JAIJ) Datuk Md Rofiki A. Shamsudin dilaporkan mengatakan badan itu tidak pernah memberikan persetujuan mengadakan pembicaraan di negara bagian itu.
“Setiap pengkhotbah agama harus mendapatkan persetujuan yang diperlukan dari JAIJ sebelum mereka diizinkan untuk melakukan pembicaraan keagamaan. Ini untuk memastikan para pengkhotbah ini tidak mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kredo atau aqidah kita, ” ujar dia.
Di Penang, Wakil Ketua I Datuk Ahmad Zakiyuddin Abdul Rahman mengatakan negara tidak akan menyambut untuk berbicara di acara publik apa pun, sebuah keputusan yang dibuat enam bulan lalu.
Ahmad dilaporkan telah mengatakan isi pidato atau pandangan Zakir "tidak akan cocok untuk" negara yang sangat multirasial.
“Ketika Zakir mengunjungi kami, kami membahas beberapa hal, termasuk keinginannya untuk mengadakan pembicaraan di Penang.
"Tapi kami segera mengatakan kepadanya bahwa kami merasa apa pun yang dia ingin bicarakan tidak akan cocok," kata dia.
Pada Minggu, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Zakir telah melampaui batas ketika dia mengatakan kepada etnis Tionghoa untuk "kembali" dan mempertanyakan kesetiaan orang Malaysia-India dalam dua contoh terpisah.
Anggota Parlemen Langkawi juga mengatakan Zakir telah melanggar hak istimewanya sebagai orang asing dengan status permanent resident dengan mengeluarkan pernyataan politik.
Zakir memprovokasi kemarahan ketika dia mempertanyakan kesetiaan orang-orang Malaysia-India pada sebuah ceramah yang disampaikan di Kelantan beberapa minggu lalu.
Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan pernyataan yang ditujukan kepada orang Cina-Malaysia, mengatakan bahwa mereka harus "kembali" terlebih dahulu karena mereka juga dipandang sebagai "imigran".
Zakir mengatakan pernyataan itu dibuat sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat bahwa dia akan dideportasi kembali ke India, di mana pengkhotbah itu menghadapi tuduhan pencucian uang dan terorisme.
Dia sekarang menghadapi penyelidikan polisi di bawah Bagian 504 KUHP untuk penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi pelanggaran perdamaian setelah 115 pengaduan publik diajukan terhadapnya.