Dunia

UNICEF: Seperlima anak Gaza lahir dengan prematur di tengah pengepungan Israel

UNICEF memperingatkan anak-anak Gaza menghadapi kekurangan gizi parah dan risiko kesehatan yang mendesak di tengah blokade Israel yang sedang berlangsung, menyerukan bantuan kemanusiaan segera.

Mohammed Ragawi, Mohammad Sio  | 30.09.2025 - Update : 30.09.2025
UNICEF: Seperlima anak Gaza lahir dengan prematur di tengah pengepungan Israel

ISTANBUL

Satu dari lima anak di Gaza lahir prematur atau kekurangan berat badan, akibat pengepungan Israel yang berkepanjangan dan blokade sistematis terhadap wilayah Palestina itu selama dua tahun terakhir, kata Dana Anak-anak PBB (UNICEF) pada Senin.

"Minggu ini, UNICEF mengirimkan perlengkapan kebersihan yang sangat dibutuhkan ke rumah sakit dan pusat kesehatan di Kota Gaza, tetapi bayi-bayi membutuhkan lebih banyak akses ke layanan nutrisi dan kesehatan yang menyelamatkan jiwa," kata badan PBB tersebut dalam sebuah unggahan di perusahaan media sosial berbasis di AS, X.

“Satu dari lima bayi di Jalur Gaza lahir prematur atau kekurangan berat badan,” tambahnya.

Organisasi tersebut memperbarui seruannya untuk pengiriman segera bantuan berskala besar untuk anak-anak, bayi, dan keluarga di Gaza, bersamaan dengan gencatan senjata di wilayah tersebut, yang telah menjadi sasaran blokade parah dan kelaparan yang disengaja selama berbulan-bulan.

Pengepungan yang dilakukan Israel telah memicu bencana kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, merenggut nyawa 422 orang, termasuk 147 anak-anak, meskipun ada seruan internasional berulang kali untuk mencabut blokade dan mengizinkan akses bantuan.

Bulan lalu, Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu mengumumkan bencana kelaparan di Kota Gaza, dan memperingatkan bahwa bencana tersebut dapat menyebar ke wilayah lain di wilayah tersebut.

Sejak 2 Maret, Israel telah memperketat blokade dengan menutup semua titik penyeberangan ke Gaza, mencegah masuknya makanan, obat-obatan, atau bantuan kemanusiaan, yang mendorong daerah kantong itu menuju kelaparan meskipun truk-truk bantuan telah terkumpul di perbatasan.

Bantuan terbatas kadang-kadang diizinkan, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan banyak truk bantuan, menurut otoritas Gaza, dijarah di tengah perjalanan oleh geng-geng yang diduga dilindungi oleh Israel.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong itu tak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın