Politik, Dunia

Senator AS sebut Israel akan lakukan 'perubahan taktik' di Gaza

Israel akan melakukan sesuatu di Gaza apa yang kami lakukan di Tokyo dan Berlin -- merebut tempat itu dengan paksa, lalu memulai lagi,' kata Senator AS Lindsey Graham

Diyar Guldogan  | 28.07.2025 - Update : 29.07.2025
Senator AS sebut Israel akan lakukan 'perubahan taktik' di Gaza Senator AS Lindsey Graham.

WASHINGTON

Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham pada Minggu mengatakan bahwa akan ada "perubahan taktik" oleh militer Israel dalam perangnya di Jalur Gaza.

"Saya pikir topik yang kita bicarakan hari ini adalah perubahan strategi," ujar Graham kepada Kristen Welker dari NBC News ketika dia ditanya tentang apa yang dimaksud Presiden Donald Trump dengan frasa "selesaikan pekerjaan".

Sebelum berangkat ke Skotlandia pada Jumat, Trump mengatakan para pemimpin kelompok Palestina Hamas sekarang akan "diburu".

"Hamas benar-benar tidak ingin membuat kesepakatan. Saya pikir mereka ingin mati... Dan itu harus sampai pada titik di mana Anda harus menyelesaikan pekerjaan," ujar Trump kepada wartawan.

Graham mengatakan dia berpikir Trump telah "percaya bahwa tidak mungkin menegosiasikan penghentian perang dengan Hamas."

Hamas adalah "organisasi teroris yang dibentuk untuk menghancurkan Negara Israel. Mereka adalah Nazi religius," ungkap dia.

"Saya pikir Israel telah menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan mengakhiri perang dengan Hamas yang akan memuaskan keselamatan Israel dan mereka akan melakukan di Gaza apa yang kami lakukan di Tokyo dan Berlin -- merebut tempat itu dengan paksa, lalu memulai lagi, menghadirkan masa depan yang lebih baik bagi Palestina, semoga saja bangsa Arab mengambil alih Tepi Barat dan Gaza," kata Graham.

"Tapi saya pikir ke depannya, Kristen, Anda akan melihat perubahan taktik, upaya militer penuh oleh Israel untuk menghancurkan Gaza, seperti yang kita lakukan di Tokyo dan Berlin," tambah dia.

Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff pada Kamis lalu mengumumkan bahwa delegasi AS yang berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata Gaza akan kembali ke Washington untuk berkonsultasi menyusul tanggapan Hamas, yang menurutnya "jelas menunjukkan kurangnya keinginan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza."

Witkoff mengatakan AS "sekarang akan mempertimbangkan opsi alternatif untuk memulangkan para sandera dan mencoba menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi rakyat Gaza."

Tidak jelas "operasi alternatif" apa yang sekarang sedang dipertimbangkan oleh pemerintahan Trump.

Jeda dalam negosiasi terjadi saat bencana kemanusiaan di Gaza terus meningkat, dan Program Pangan Dunia PBB memperkirakan bahwa seperempat penduduk Gaza menghadapi kondisi kelaparan.

Pada Minggu, Israel mengumumkan rencana untuk melakukan jeda sementara dalam pertempuran guna memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor aman yang ditentukan setelah sejumlah besar warga Palestina meninggal karena kelaparan di daerah kantong yang diblokade tersebut.

Krisis kelaparan di Gaza telah berkembang menjadi bencana kemanusiaan. Rekaman video yang mengerikan menunjukkan penduduk yang sangat kurus, beberapa di antaranya hanya tinggal kulit dan tulang, pingsan karena kelelahan, dehidrasi, dan kelaparan berkepanjangan.

Israel telah membunuh lebih dari 59.700 warga Palestina, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, di Gaza sejak serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Operasi militer Israel telah menghancurkan daerah kantong itu, menghancurkan sistem kesehatan dan menyebabkan kekurangan pangan yang parah.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.