Dunia

Mesir, Uni Emirat Arab dan Yordania kirim bantuan ke Gaza lewat udara

Otoritas Palestina mengatakan Gaza membutuhkan 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduk wilayah tersebut

Mustafa MM Haboush, Rania Abu Shamala  | 31.07.2025 - Update : 31.07.2025
Mesir, Uni Emirat Arab dan Yordania kirim bantuan ke Gaza lewat udara

ISTANBUL

Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab (UEA) menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza pada Rabu di tengah bencana kelaparan dan genosida Israel terhadap warga sipil di wilayah tersebut.

Menurut kantor berita resmi Yordania, Petra, militer Yordania melakukan “operasi penerjunan udara tahap baru untuk mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara kita di Jalur Gaza, bekerja sama dengan Angkatan Udara UEA.”

Operasi pengiriman bantuan lewat udara tersebut dilakukan “menggunakan dua pesawat C-130 milik Angkatan Udara Kerajaan Yordania dan mitranya dari Emirat, bekerja sama dengan Organisasi Amal Hashemite Yordania.”

"Setidaknya 16 ton makanan dan susu formula bayi telah dijatuhkan di berbagai wilayah Jalur Gaza, sehingga total bantuan yang dikirimkan melalui airdrop selama beberapa hari terakhir mencapai sekitar 73 ton pasokan penting, menurut mekanisme yang memastikan pengiriman dengan efisiensi tinggi."

Juru bicara militer Mesir Brigjen Gharib Abdel Hafez mengumumkan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa empat pesawat angkut militer lepas landas dari Mesir "dengan muatan berton-ton bantuan pangan untuk melakukan operasi penerjunan udara di wilayah-wilayah di Jalur Gaza yang sulit diakses melalui darat."

Dia menambahkan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk “meringankan kondisi kehidupan yang sulit dan kekurangan kemanusiaan yang parah yang dihadapi oleh penduduk Jalur Gaza, sementara pengiriman bantuan melalui darat terus berlanjut secara paralel.”

Hal ini terjadi setelah militer Israel mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mengizinkan pengiriman bantuan dalam jumlah terbatas melalui udara ke Gaza dan telah memulai "jeda taktis lokal dalam aktivitas militer" di wilayah-wilayah tertentu di Jalur Gaza untuk memungkinkan akses kemanusiaan.

Langkah Israel tersebut bertepatan dengan meningkatnya tekanan regional dan internasional atas makin parahnya kelaparan di Gaza dan peringatan akan potensi krisis kematian massal yang mengancam lebih dari 100.000 anak di daerah kantong tersebut.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengkritik bantuan udara tersebut, dan menegaskan bahwa hal itu tidak akan mengakhiri kelaparan yang semakin parah.

Tel Aviv mempromosikan otorisasi terbatasnya atas pengiriman bantuan melalui udara kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina yang dilanda kelaparan sementara ratusan truk bantuan masih terjebak di perlintasan darat yang ditutup Israel sejak 2 Maret -- blokade yang telah memperparah kelaparan di seluruh Jalur Gaza.

Otoritas Palestina mengatakan Gaza membutuhkan 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduk wilayah itu.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 154 orang telah meninggal karena kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 89 anak-anak.

Militer Israel, yang menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, telah melancarkan serangan brutal di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.