Dunia, Nasional

Palestina harap Indonesia bebaskan bea masuk 61 komoditas

Palestina berharap Indonesia membantu membebaskan bea masuk untuk beberapa komoditas, antara lain batu, keramik, dan rempah-rempah

İqbal Musyaffa  | 23.07.2019 - Update : 24.07.2019
Palestina harap Indonesia bebaskan bea masuk 61 komoditas Ilustrasi: Pelabuhan ekspor impor. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Palestina mengajukan usulan kepada pemerintah Indonesia untuk membebaskan bea masuk terhadap 61 komoditas.

Direktur Pengembangan Dagang Kementerian Ekonomi Nasional Palestina Jawad Almuty mengatakan beberapa komoditas tersebut antara lain batu dan keramik serta rempah-rempah.

Dia mengatakan kualitas batu dan keramik Palestina sudah mendapatkan pengakuan internasional karena memiliki kualitas yang sangat baik.

“Kami ingin menggenjot lebih lanjut hubungan perdagangan kami dengan Indonesia sekaligus membalas kunjungan delegasi KADIN Indonesia ke Palestina beberapa waktu lalu,” jelas Jawad, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Jawad mengapresiasi pemerintah Indonesia yang sudah membebaskan bea masuk hingga 0 persen untuk kurma dan minyak zaitun serta produk turunannya yang berasal dari Palestina.

Dia menjelaskan nilai perdagangan Palestina secara total mencapai USD5 miliar dalam setahun, namun kontribusi perdagangan dengan Indonesia masih minim.

“Perdagangan dengan Indonesia baru mencapai USD5 juta dengan komposisi USD4,5 juta impor kita dari Indonesia dan USD0,5 juta ekspor,” urai Jawad.

Jawad berharap Indonesia bisa memberikan dukungan dan kontribusi lebih besar untuk membantu perekonomian Palestina.

Dia melanjutkan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi kontribusi perdagangan dengan kita masih belum sebesar negara yang memiliki penduduk lebih sedikit.

“Oleh karena itu, hubungan kedua negara harus lebih dipererat dan ditingkatkan lagi,” tambah Jawad.

Jawad menambahkan penguatan kerja sama ekonomi dengan Indonesia dan negara sahabat lainnya seperti Jordania dan Irak merupakan upaya agar Palestina bisa terlepas dari ketergantungan ekonomi dengan Israel.

Prioritas Palestina saat ini menurut Jawad adalah untuk bisa memiliki kedaulatan ekonomi sendiri.

Jawad juga mengungkapkan kendala yang selama ini dialami Palestina dalam sektor ekonomi sebagai dampak dari penjajahan yang dilakukan Israel.

“Banyak barang-barang yang sulit masuk ke Palestina karena perbatasan yang dijaga ketat Israel sehingga anggaran negara Palestina turun hingga 40 persen dan menjadi penurunan tertinggi di dunia,” kesah dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Direktorat Afrika dan Timur Tengah Kementerian Perdagangan Mochamad Rizalu Akbar mengatakan Palestina adalah negara yang selalu ada di hati Indonesia.

Rizalu mengatakan Indonesia membantu perjuangan Palestina dari sisi ekonomi dengan membebaskan bea masuk secara unilateral dan cuma-cuma untuk kurma dan zaitun asal Palestina sejak 21 Februari 2019.

“Penerapan penghapusan tarif ini merupakan langkah awal Indonesia untuk memberikan dukungan ekonomi kepada rakyat Palestina,” kata Rizalu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.