Dunia

Krisis Teluk jadi bahasan utama pertemuan Erdogan di Kuwait dan Qatar

Juru bicara presiden menegaskan bahwa Turki ingin solusi damai untuk krisis Teluk

Maria Elisa Hospita  | 13.11.2017 - Update : 14.11.2017
Krisis Teluk jadi bahasan utama pertemuan Erdogan di Kuwait dan Qatar Foto: Anadolu Agency

Ankara

ANKARA

Krisis Teluk akan menjadi salah satu bahasan utama agenda pertemuan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Kuwait dan Qatar, kata juru bicara presiden, Minggu.

"Krisis yang telah berlangsung lebih dari lima bulan akan dibahas dalam agenda Dewan Kerja Sama Teluk," ujar Ibrahim Kalin dalam pernyataan.

Erdogan dijadwalkan mengunjungi negara-negara Teluk mulai hari ini hingga Rabu.

Kalin mengatakan, Turki mendukung upaya mediasi Kuwait dan menginginkan solusi damai untuk krisis Teluk.

Juni lalu, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar.

Keempat negara tersebut menuding Qatar mendukung kelompok teroris. Doha membantah tudingan tersebut dan menyebut embargo sebagai pelanggaran kedaulatan nasionalnya.

Kalin menyebutkan, pembangunan regional, khususnya di Suriah, Irak, dan kawasan Teluk, dan hubungan bilateral antara Turki dan negara-negara Teluk akan dibahas secara mendalam.

Presiden akan menghadiri Komite Strategis Tinggi Turki-Qatar di Doha.

Erdogan dan pimpinan Kuwait Sabah Ahmad Al-Jaber Al-Sabah akan mendiskusikan isu-isu yang berkaitan perdagangan bilateral, kerja sama pertahanan, pendidikan dan budaya.

Kalin juga menambahkan, sebelum kunjungannya ke negara-negara Teluk, Senin, Erdogan akan mengunjungi Rusia untuk menemui Presiden Vladimir Putin untuk mendiskusikan pemberlakuan bebas visa dan pencabutan semua sanksi perdagangan oleh Moskow.

Setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia pada November 2015 karena masuk wilayah udara Turki, Kremlin telah memerintahkan untuk mengakhiri perjalanan bebas visa dengan Turki.

Rusia juga melarang beberapa impor pertanian Turki dan juga perusahaan konstruksi, teknik, dan pariwisata. Namun selama musim panas ini, sanksi perdagangan untuk Turki mulai longgar.

Pada 27 Oktober, Rusia mencabut larangan impor tomat dari Turki mulai 1 November.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.