Dunia

Hari kedua gencatan senjata, tentara Israel bunuh satu anak dan lukai lainnya di selatan Gaza

Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Rafah pada hari Minggu setelah serangan darat militer Israel

Mohammad Sio  | 21.01.2025 - Update : 23.01.2025
Hari kedua gencatan senjata, tentara Israel bunuh satu anak dan lukai lainnya di selatan Gaza

Istanbul

Penembak jitu Israel membunuh seorang anak Palestina dan melukai yang lain di Rafah tengah di Jalur Gaza selatan meskipun ada gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, menurut kantor berita Palestina Wafa.

Anak tersebut, Zakaria Hamid Yahya Barbakh, tewas di dekat Lapangan Al-Awda di pusat Rafah ketika pasukan Israel melepaskan tembakan. Satu orang lainnya terluka saat berusaha mengambil jenazah Zakaria, kata media tersebut.

Dua warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas, dan sembilan lainnya, termasuk anak-anak, terluka sebelumnya oleh tembakan Israel di Rafah, menurut laporan.

Sumber-sumber mengatakan kepada Anadolu bahwa tank-tank Israel menerobos zona penyangga dan melepaskan tembakan gencar ke warga sipil. Sumber-sumber tersebut mengatakan militer maju 850 meter (2.789 kaki) ke area tersebut, melampaui batas 700 meter yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.

Pembunuhan itu menandai pelanggaran gencatan senjata yang signifikan. Belum ada komentar yang dikeluarkan dari otoritas Gaza, mediator gencatan senjata di Mesir, Qatar dan AS, atau pejabat Israel.

Sebelumnya pada hari Senin, sumber medis di Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis melaporkan bahwa tiga warga Palestina terluka ketika pesawat tak berawak Israel menjatuhkan alat peledak di dekat rumah mereka di Rafah timur.

Para saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan timur Rafah telah mencegah penduduk mendekati zona penyangga, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.

Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Rafah pada hari Minggu setelah serangan darat militer Israel.

Berdasarkan gencatan senjata, zona penyangga meliputi wilayah Palestina yang dikuasai secara militer oleh Israel, tanpa rencana penarikan yang jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai pelanggaran jangka panjang dan ketidakstabilan.

Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku hari Minggu, dengan tahap pertama ditetapkan berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dilakukan pada tahap kedua dan ketiga, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan AS.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas membebaskan tiga wanita Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Hampir 47.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 110.700 terluka dalam perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.​​​​​​​​

Serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kehancuran yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın