Dunia

Bagaimana Gaza akan tanggapi aneksasi Israel?

Analis percaya pencaplokan Tepi Barat akan menyebabkan pecahnya kekerasan di Gaza

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 01.07.2020 - Update : 07.07.2020
Bagaimana Gaza akan tanggapi aneksasi Israel? Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan mereka di Gaza setelah serangan pesawat tempur Israel. (Mustafa Hassona - Anadolu Agency)

Ankara

Nour Abu Eisha

GAZA, Palestina

Analis Palestina memperingatkan bahwa aneksasi Israel atas bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki akan menyebabkan pecahnya kekerasan di Jalur Gaza.

Israel akan mengadakan pemungutan suara Kabinet pada 1 Juli untuk mencaplok blok-blok permukiman besar dan Lembah Yordan, Tepi Barat, di bawah rencana "Kesepakatan Abad Ini" usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Palestina menentang keras perampasan tanahnya dan mengancam akan menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika negara itu melanjutkan aneksasi, yang selanjutnya akan merusak solusi dua negara.

PBB sebelumnya memperingatkan bahwa aneksasi Israel atas tanah Palestina akan menyebabkan pecahnya konflik dan ketidakstabilan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Pekan lalu, kelompok perlawanan Palestina Hamas mendeskripsikan rencana aneksasi Israel sebagai sebuah deklarasi perang terhadap Palestina.

Pada Jumat, tentara Israel mengatakan dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel tanpa menimbulkan kerusakan.

Tidak ada kelompok Palestina yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

"Penembakan roket adalah pesan serius pada dampak aneksasi," kata wartawan Palestina Khaldoun Barghouti kepada Anadolu Agency.

Dia mengatakan para pejabat Israel menyerukan tanggapan serius pada ancaman terhadap aneksasi.

"Respons keras Israel terhadap tembakan roket juga membawa pesan ke Gaza tentang kemungkinan eskalasi," ujar dia

Barghouti memperkirakan bahwa tanggapan warga Gaza terhadap aneksasi itu bisa terjadi dengan melanjutkan protes mingguan di sepanjang zona penyangga Gaza dan eskalasi militer.

"Sulit bagi Hamas dan faksi lain untuk tetap diam mengingat apa yang terjadi di Tepi Barat," lanjut dia.

Perang terbuka

Analis Palestina Wadei Abunassar memperingatkan bahwa segala peningkatan militer di Gaza dapat berkembang menjadi perang.

"Sulit untuk memprediksi kemungkinan skenario eskalasi di Gaza, yang dapat meningkat menjadi perang terbuka," ungkap dia kepada Anadolu Agency.

Menurut Abunassar, konflik sebelumnya antara Israel dan Hamas tidak direncanakan dan semuanya dimulai sebagai eskalasi dan berkembang menjadi perang.

Dia mengatakan kegagalan untuk mencapai pemahaman antara Hamas dan Israel tentang masalah-masalah seperti gencatan senjata dan mengangkat pengepungan bisa menyebabkan eskalasi berubah menjadi perang.

"Setiap eskalasi terbatas dapat berubah menjadi perang jika mediator gagal mengatasinya," tambah Abunassar.

Adnan Abu Amer, seorang pakar Palestina dalam urusan Israel, mengatakan Gaza selalu menjadi barisan utama dalam menanggapi setiap agresi Israel.

"Gaza bisa menanggapi rencana aneksasi Israel, karena kemampuannya lebih besar daripada Tepi Barat yang terkepung," ujar dia.

Meskipun begitu, Abu Amer percaya bahwa setiap tanggapan terhadap aneksasi yang berasal dari dalam Tepi Barat akan memiliki dampak yang lebih besar daripada Gaza.

"Adegan konfrontasi akan berada di Tepi Barat, sementara Gaza akan siap untuk memberi dukungan," pungkas dia.

*Bassel Barakat berkontribusi pada berita ini dari Ankara

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.