Dunia

AS dan sekutu desak Israel dan Lebanon sepakati gencatan senjata 21 hari di tengah meningkatnya ketegangan

Pernyataan bersama dari sejumlah negara menyebutkan situasi di Timur Tengah 'menunjukkan risiko yang tidak dapat diterima dan mendorong eskalasi regional yang lebih luas'

Servet Gunerigok  | 26.09.2024 - Update : 02.10.2024
AS dan sekutu desak Israel dan Lebanon sepakati gencatan senjata 21 hari di tengah meningkatnya ketegangan Pesawat tempur Israel menghancurkan perumahan di Lebanon dengan serangan udara.

WASHINGTON

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan sembilan negara lainnya pada Rabu mendesak Israel dan Lebanon untuk menyetujui gencatan senjata sementara di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan mereka.

Dalam pernyataan bersama, AS, Australia, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menggambarkan situasi antara kedua negara sebagai "tidak dapat ditoleransi" sejak 8 Oktober.

Situasi ini "menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima berupa eskalasi regional yang lebih luas," kata mereka.

"Ini tidak menguntungkan siapa pun, baik rakyat Israel maupun rakyat Lebanon," ucap sepuluh negara itu.

Pernyataan tersebut juga mengatakan sudah saatnya menyelesaikan penyelesaian diplomatik agar warga sipil dapat kembali ke rumah mereka.

"Namun, diplomasi tidak dapat berhasil di tengah meningkatnya konflik ini," kata pernyataan itu.

"Oleh karena itu, kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi menuju penyelesaian diplomatik yang konsisten dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, dan pelaksanaan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 tentang gencatan senjata di Gaza," kata mereka.

"Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera mendukung gencatan senjata sementara yang konsisten dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 selama periode ini dan memberikan kesempatan nyata bagi penyelesaian diplomatik," kata pernyataan bersama itu.

Mereka juga mengatakan mereka siap mendukung penuh semua upaya diplomatik untuk menyelesaikan kesepakatan antara Lebanon dan Israel selama proses ini.

Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan peperangan tersebut mengancam konflik yang jauh lebih luas dan menimbulkan kerugian bagi warga sipil.

"Oleh karena itu, dalam beberapa hari terakhir, kami telah bekerja sama untuk menyerukan gencatan senjata sementara guna memberi kesempatan pada diplomasi untuk berhasil dan menghindari eskalasi lebih lanjut di perbatasan," kata mereka.

"Kami menyerukan dukungan luas dan dukungan segera dari pemerintah Israel dan Lebanon," kata pernyataan itu.

Ketegangan regional meningkat di tengah serangan udara mematikan Israel di Lebanon sejak Senin dini hari yang telah menewaskan hampir 610 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Kelompok Hizbullah di Lebanon dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang.

Masyarakat internasional telah memperingatkan serangan terhadap Lebanon, karena serangan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Gaza secara regional.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın