Dunia

67 anak di Gaza mati kelaparan sejak 2023 akibat blokade Israel

Lebih dari 650.000 anak-anak menghadapi risiko kematian akibat kelaparan, otoritas Gaza memperingatkan

Ikram Kouachi  | 12.07.2025 - Update : 16.07.2025
67 anak di Gaza mati kelaparan sejak 2023 akibat blokade Israel

ANKARA 

Sedikitnya 67 anak-anak telah meninggal karena kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023, seiring blokade total Israel terhadap wilayah tersebut memasuki hari ke-103 secara berturut-turut, demikian disampaikan Kantor Media Pemerintah di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

Kantor tersebut memperingatkan bahwa jumlah korban bisa meningkat drastis, dengan lebih dari 650.000 anak di bawah usia lima tahun kini menghadapi kondisi malnutrisi parah dan mengancam jiwa dalam beberapa pekan mendatang akibat terus ditolaknya akses terhadap makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

“Kelaparan kini membunuh mereka yang tidak terbunuh oleh bom,” kata pernyataan itu, menggambarkan pengepungan yang sedang berlangsung sebagai salah satu “bentuk hukuman kolektif paling ekstrem dalam sejarah modern.”

Kantor media itu mengatakan bahwa “puluhan kematian tambahan telah tercatat hanya dalam tiga hari terakhir saja, karena pasukan Israel terus menghalangi masuknya tepung, susu formula bayi, serta pasokan nutrisi dan medis yang vital.”

Israel dituduh “secara sengaja menjalankan kebijakan kelaparan massal.”

Saat ini, sekitar 1,25 juta orang di Gaza mengalami kelaparan yang sangat parah, sementara 96% dari populasi — termasuk lebih dari 1 juta anak-anak — menderita ketahanan pangan yang sangat rendah, menurut pernyataan tersebut.

Kantor itu menegaskan bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas “kampanye kelaparan sistematis dan terorganisir” dan juga menyoroti tanggung jawab hukum dan moral negara-negara pendukung Israel atas dukungan atau sikap diam mereka.

“Kami menyuarakan peringatan: ini adalah vonis mati massal yang terjadi di depan mata dunia,” lanjut pernyataan itu. “Intervensi internasional segera bukanlah pilihan, ini adalah masalah hidup dan mati.”

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, militer Israel terus melancarkan ofensif brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 57.800 warga Palestina sejauh ini, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pemboman tanpa henti telah menghancurkan wilayah Gaza dan menyebabkan krisis pangan serta penyebaran penyakit.

Pada November lalu, Pengadilan Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.