Dunia, Budaya

Sekelompok mahasiswa pro-Palestina masuk ke gedung Hamilton Hall di Universitas Columbia

Pihak universitas mengeluarkan tindakan disipliner dan skorsing bagi mahasiswa yang menolak mengosongkan perkemahan di kampus, menurut laporan media lokal

Zeynep Katre Oran  | 30.04.2024 - Update : 08.05.2024
Sekelompok mahasiswa pro-Palestina masuk ke gedung Hamilton Hall di Universitas Columbia Credit: Selçuk Acar - Anadolu Agency

NEW YORK/ANKARA

Sekelompok mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa pro-Palestina dari Universitas Columbia di New York memasuki gedung Hamilton Hall di kampus tersebut setelah negosiasi dengan pihak administrasi universitas gagal mencapai solusi, menurut media lokal.

Administrasi universitas telah mengeluarkan tindakan disipliner dan memulai skorsing beberapa mahasiswa setelah demonstran pro-Palestina menolak untuk mengosongkan perkemahan di kampus yang didirikan untuk menunjukkan solidaritas dengan Gaza pada batas waktu pukul 14.00 pada Senin.

Sekelompok mahasiswa memasuki gedung bersejarah Hamilton Hall yang terletak di kampus pusat universitas pada Senin malam.

Beberapa mahasiswa memblokir pintu masuk utama dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Bebaskan Palestina", menurut New York Times.

Mahasiswa Columbia membentangkan spanduk bertuliskan "Hind's Hall," mengacu pada Hind Rajab, seorang gadis berusia 6 tahun yang dibunuh oleh pasukan Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Rektor Columbia Nemat Minouche Shafik mengakui kegagalan pembicaraan antara universitas tersebut dan para pengunjuk rasa, dan universitas tersebut menolak untuk memutus hubungan dengan Israel.”

Universitas Columbia tidak akan memenuhi permintaan utama para pengunjuk rasa pro-Palestina yang harus “secara sukarela membubarkan diri” di tengah perundingan yang terhenti, kata Shafik.

Sejak Rabu, “sekelompok kecil pemimpin akademis” telah melakukan “dialog konstruktif” dengan penyelenggara protes “untuk menemukan jalan yang akan menghasilkan pembongkaran perkemahan dan kepatuhan terhadap kebijakan Universitas di masa depan,” tambah dia.

“Meski Universitas tidak akan melakukan divestasi dengan Israel, Universitas menawarkan untuk mengembangkan jadwal yang dipercepat untuk meninjau proposal baru dari mahasiswa oleh Komite Penasihat untuk Investasi Bertanggung Jawab Sosial, badan yang mempertimbangkan masalah divestasi,” ungkap dia.

Shafik meminta para pengunjuk rasa untuk secara sukarela menutup perkemahan tersebut.

Ratusan mahasiswa ditangkap di kampus-kampus di seluruh AS dalam aksi protes menuntut universitas-universitas divestasi dari Israel dan mengutuk perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung di mana lebih dari 34.400 orang telah terbunuh.

Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Jurnalis, akademisi, dan aktivis Palestina sering kali dibunuh.

Israel juga menyerang institusi pendidikan tinggi di Gaza, yang mana 12 universitas besarnya telah dihancurkan.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, atau UNRWA, secara terpisah melaporkan adanya kerusakan massal di jaringan sekolah yang mereka operasikan di Gaza.​​​​​​​​​​​​​​


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın