ANKARA
Wakil Presiden Turkiye Cevdet Yılmaz mengatakan bahwa inflasi di Turkiye telah kembali memasuki tren penurunan, didorong oleh kebijakan ekonomi yang lebih terukur dan indikator awal yang menunjukkan perbaikan.
Berbicara dalam Peringatan 62 Tahun Ankara Sanayi Odası (ASO), Yılmaz menegaskan bahwa pemerintah tetap menjadikan pengendalian inflasi sebagai prioritas utama.
Menurut Yılmaz, inflasi yang sempat mencapai puncaknya pada Mei tahun lalu dengan menyentuh 75%, kini telah turun menjadi 32,9%.
Ia menyebut penurunan sekitar 43 poin tersebut sebagai kemajuan penting, meski ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha dinilai belum sepenuhnya membaik.
“Inflasi telah kembali pada tren utamanya, yaitu tren menurun. Indikator awal menunjukkan inflasi bulan ini juga akan berada pada level yang baik,” ujarnya. Pemerintah menargetkan inflasi turun ke level 20 persen tahun depan dan kembali ke satu digit pada 2027.
Yılmaz mengatakan perekonomian Turkiye terus tumbuh lebih cepat daripada rata-rata global dalam dua dekade terakhir.
Dengan estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini mencapai 1,5 triliun dolar AS, Turkiye diperkirakan naik menjadi ekonomi terbesar ke-16 di dunia secara nominal dan ke-11 berdasarkan paritas daya beli, bila perkiraan IMF terealisasi.
Ia juga menyebut Turkiye berada di ambang memasuki kategori negara berpenghasilan tinggi menurut klasifikasi Bank Dunia. “Untuk pertama kalinya, Turkiye berada pada ambang masuk ke liga negara berpendapatan tinggi,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Yılmaz menyoroti sejumlah capaian ekonomi, termasuk rendahnya rasio utang publik yang berada pada 24% dari PDB—jauh lebih rendah dibanding rata-rata Uni Eropa sebesar 82%.
Ia juga menekankan pentingnya reformasi kelembagaan, transformasi digital dan hijau, serta kontribusi sektor swasta untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan.
Terkait cadangan devisa, Yılmaz menyebut total cadangan resmi mencapai 180,6 miliar dolar AS per 21 November, dan menyoroti tingginya simpanan emas masyarakat yang tidak terefleksikan dalam data resmi. “Cadangan emas publik dan masyarakat meningkat signifikan dalam beberapa bulan terakhir,” katanya.
Di bidang industri, Yılmaz memuji ketahanan sektor manufaktur Turkiye selama pandemi dan menekankan pentingnya toleransi jangka pendek demi stabilitas ekonomi jangka panjang. Ia juga menyoroti sistem insentif baru “Inisiatif Pembangunan Wilayah,” yang menetapkan empat prioritas investasi untuk setiap provinsi.
Acara ini juga menampilkan pidato Ketua TOBB Rifat Hisarcıklıoğlu dan Ketua ASO Seyit Ardıc, yang menekankan peran strategis Ankara sebagai pusat industri, teknologi, inovasi, dan ekspor. Dengan lebih dari 90 persen ekspor kota berasal dari produk industri dan kontribusi besar sektor pertahanan, Ankara disebut sebagai “jantung industri Turkiye”.
Sebanyak 28 perusahaan menerima penghargaan dalam kategori ekspor, inovasi, transformasi digital, riset dan pengembangan, serta penciptaan lapangan kerja.