Regional

Thailand pertimbangkan buka karantina lebih luas

Mal, pengecer besar masuk dalam daftar tempat usaha yang akan dibuka kembali

Muhammad Nazarudin Latief  | 08.05.2020 - Update : 08.05.2020
Thailand pertimbangkan buka karantina lebih luas Pemandangan pintu masuk Stasiun BTS Siam yang sepi dari pengujung di tengah wabah virus korona pada 03 April 2020 di Bangkok, Thailand. ( Guillaume Payen - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

Mal-mal perbelanjaan dan gerai ritel besar yang menjual bahan-bahan bangunan akan diizinkan buka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan lockdown tahap kedua mulai 17 Mei, jika tidak lonjakan infeksi baru.

Pemerintah Thailand juga akan menjadikan China dan Korea Selatan sebagai negara pertama yang dihapus dari daftar zona penyakit menular berbahaya.

Rencana ini sedang dibahas pada pertemuan Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) yang diketuai oleh Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha pada Kamis, seperti dilansir Bangkok Post.

Jenderal Prayut menekankan bahwa langkah-langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh mengabaikan siapa pun yang terpengaruh wabah ini.

Taweesilp Visanuyothin, juru bicara CCSA, mengatakan pihaknya akan mengumpulkan pendapat tentang relaksasi pengendalian Covid-19 mulai hari ini hingga Selasa depan dan kembali menyusun langkah-langkah berikutnya pada Kamis depan.

"Tahap relaksasi berikutnya akan dimulai pada 17 Mei kecuali jika jumlah kasus Covid-19 yang baru melonjak," kata dia.

Setelah putaran pertama relaksasi dan pembukaan kembali tempat-tempat kecil pada Minggu, putaran kedua pelonggaran dan pembukaan kembali tempat-tempat yang lebih besar tergantung dari kepatuhan masyarakat dan pemilik bisnis terhadap protokol kesehatan.

"Jika situasinya terkendali, pusat perbelanjaan akan diizinkan untuk dibuka kembali. Jika setiap bisnis dapat mempertahankan langkah-langkah (pengetatan sosial yang ketat), mal dan bisnis lain juga dapat melanjutkan operasi. Namun, ini juga tergantung pada kerja sama dari orang-orang," ujar Taweesilp.

Sukhum Karnchanapimai, sekretaris permanen untuk kesehatan masyarakat, mengatakan gerai ritel besar yang menjual bahan bangunan dan furniture juga dapat diizinkan buka kembali, karena bangunan dan rumah di beberapa provinsi hancur oleh bencana alam.

Sementara itu, Administrasi Metropolitan Bangkok akan bertemu dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk menentukan bisnis mana yang akan dibuka kembali pada tahap kedua pelonggaran.

Selain itu, CCSA menyetujui proposal Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul untuk mengakui negara-negara yang penularan virus korona-nya sudah mereda bisa dihilangkan dari daftar zona penyakit menular berbahaya.

Namun, disepakati juga bahwa proses pencabutan daftar harus dilakukan secara bertahap dan orang-orang dari negara-negara yang tidak terdaftar tersebut tidak akan diizinkan langsung masuk ke Thailand.

CCSA perlu mendiskusikan langkah-langkah yang diperlukan untuk menanganinya dan mencegah penyebaran infeksi impor, kata Taweesilp.

CCSA setuju mempertahankan pembatasan pada warga Thailand yang kembali dan membatasi pertemuan banyak orang yang merupakan faktor utama penyebaran Covid-19 di negara itu.

"Sebagian besar kasus infeksi lokal di negara itu berasal dari pengungsi yang kembali dan orang-orang yang berhubungan dekat dengan mereka," kata dia.

"Covid-19 menyebar di negara-negara lain dan mereka yang meringankan tindakan pengendalian penyakit mereka mengalami gelombang infeksi baru," tambah Taweesilp.

Kelompok pertama yang diizinkan kembali ke rumah adalah mereka yang sakit, terdampar di bandara atau visa yang telah kadaluwarsa, serta turis yang terdampar di negara lain. Kelompok berikutnya adalah para bhikkhu pada ziarah, pelajar dan pekerja yang diberhentikan, kata dia.

Sementara itu, CCSA pada Kamis melaporkan tiga kasus virus korona baru, semuanya warga Thailand, sehingga total infeksi di Thailand menjadi 2.992.

Tidak ada kematian baru, hingga jumlah korban masih 55 orang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın