Regional

Presiden Duterte kritik rencana negara kaya soal booster vaksin Covid-19

Presiden Filipina Rodrigo Duterte sekaligus mendesak negara-negara kaya untuk mendukung COVAX Facility

Devina Halim  | 22.09.2021 - Update : 28.09.2021
Presiden Duterte kritik rencana negara kaya soal booster vaksin Covid-19 Presiden Filipina Rodrigo Duterte. ( LITO BORRAS - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengkritik rencana negara kaya soal pemberian booster vaksin Covid-19, di saat negara berpendapatan rendah masih berjuang mendapatkan pasokan.

Duterte mengatakan negara-negara miskin dilanda kekeringan vaksin yang disebabkan manusia.

Duterte menyampaikan hal tersebut dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-76, Senin.

“Negara-negara kaya menimbun vaksin yang menyelamatkan jiwa, sementara negara-negara miskin menunggu tetesannya,” kata Duterte dikutip dari keterangan tertulis, Rabu.

“Mereka sekarang berbicara tentang suntikan booster, sementara negara berkembang mempertimbangkan setengah dosis hanya untuk bertahan,” sambung dia.

Duterte mengatakan langkah negara-negara kaya tersebut sebagai tindakan egois yang tidak dapat dibenarkan dan harus dikutuk.

Untuk itu, Filipina berkomitmen memberikan USD1 juta (Rp14,2 miliar) kepada program berbagi vaksin global, COVAX Facility.

Duterte menekankan bahwa vaksin menjadi kunci untuk memerangi pandemi Covid-19.

“Kami sangat mendesak mitra kami yang memiliki hak istimewa untuk sepenuhnya mendukung COVAX Facility dan semakin memperkuat mekanisme kerja sama lainnya,” ungkap Duterte.

Adapun otoritas kesehatan Filipina belum menyetujui penggunaan booster vaksin Covid-19 sejauh ini.

Filipina memiliki lebih dari 2,4 juta kasus Covid-19 hingga Selasa kemarin, dengan 37.074 pasien yang meninggal.

Berdasarkan data per 20 September, sebanyak 18,82 juta warga Filipina telah mendapatkan vaksinasi penuh dan 22,97 juta menerima dosis pertama.

Pemerintah Filipina telah meningkatkan target vaksinasi menjadi 90 persen dari total populasi yang berjumlah 109 juta orang setelah munculnya varian Delta yang lebih menular.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.